Lebih Kuat

2171 Kata

Kai tersenyum saat pulang menemukan aku sudah tak lagi bersembunyi di kamar. Aku berangsur mulai beranjak dari kesedihan, hidup terus berjalan. Tak menunggu siapa pun yang tak mau berusaha keluar dari kesulitan atau pun kesedihan. Seperti kata Papah bahwa ini akan jadi proses berharga membentuk karakter pribadiku menjadi lebih kuat dengan belajar sabar, menerima. Hidup tanpa luka atau kesedihan pun kurang rasa. “Wangi masakan, hm... terus ini wangi banget.” Kai memeluk diriku dari belakang, aku segera mengecilkan volume api. Hidung Kai mengendus ceruk leherku. Menimbulkan sensasi menggelitik. “Kok udah pulang?” Kai tak mau melepaskan diriku. “Kangen istri di rumah, makanya mau cepat-cepat pulang.” Dengar kalimatnya, aku berdecak meski tak bisa menahan sudut bibirku tertarik memben

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN