Tak Ingin Sendiri...

1829 Kata

Aku mengeratkan pelukan di leher Kai, dia pun sama. Berulang-ulang mencium keningku. Kami masih di ruang yang sama, aku menahan dirinya tapi Kai sudah harus dibawa. Waktunya habis. “Jangan tinggalkan aku, Kai!” aku menggeleng, air mata terus mengalir. Tidak peduli di ruangan itu tidak hanya ada aku dan Kai. Kejadian beberapa menit lalu, membuat Gista diam. Menjauh. Wanita itu duduk termenung jauh dari kami. “Kamu tidak bisa tetap di sini, pulang bersama Kaflin. Istirahat.” Aku menjauh merangkum wajahnya, pandangan mata kami beradu. Kai segera mengusap air mataku. “Aku tidak akan bisa istirahat, sedangkan kamu di dalam sel tahanan.” “Kamu harus kuat, demi anak kita. Aku tidak apa, kamu jangan cemas.” Kai meletakan tangan diperutku, membelai hingga rasanya aku begitu sesak. “Kenap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN