Chapter 7 | Calon Menantu Bunda

1849 Kata

*** Sesekali Melsa menekan pelan dadanya yang masih berdegup kencang. Dia terus berjalan dengan langkah tergesa-gesa meninggalkan lorong keramat itu. Melsa menggigit bibirnya lalu menyentuh pelan. Bibirnya yang baru saja disentuh oleh pria asing. Seharusnya Melsa merasa dilecehkan atas perbuatan Aldy barusan. Namun anehnya, pikiran seperti itu justru tidak muncul sama sekali dalam benaknya. Padahal, andai saja yang melakukan itu adalah Raditya, bisa Melsa pastikan, dia akan langsung melayangkan tamparannya mautnya setelah pria itu menyentuh bibirnya seperti apa yang dilakukan oleh Aldy barusan. ‘Seharusnya ‘kan aku tampar dia tadi. Bukannya malah diam saja. Bahkan bisa dikatakan aku menikmatinya. Astaga, Mel? Kenapa kamu seperti ini? Disosor begitu, kamu main merem aja. Setidaknya kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN