bc

THE BASTARD WANTS ME

book_age18+
43
IKUTI
1K
BACA
possessive
fated
mate
playboy
dominant
badboy
bxg
ABO
coming of age
enimies to lovers
like
intro-logo
Uraian

Hubungan Daenerys dengan Kang Minho baik-baik saja sampai seorang pria bernama Maximus datang ke dalam kehidupan Daenerys. Hanya karena Daenerys melihat suatu kejadian yang semestinya tak pantas ia lihat, akhirnya hidup Daenerys berubah total. Di satu sisi ia menghadapi tekanan dan ancaman dari Maximus. Namun, di sisi lain dia juga merasa aman berada di dekat pria yang jelas-jelas berbahaya. Bagaimana kehidupan Daenerys setelah ia terjebak perasaan aneh dengan seorang kriminal?

_____________

“Jika aku punya kekuatan untuk mengontrol seseorang, lalu mengapa tidak kulakukan? Kau Miliku. Dan itu sudah berlaku sejak hari pertama kita bertemu.”

– Maximus Belanger –

“Aku hanya tidak bisa membedakan antara kebahagiaan dan kepedihan, karena semua sama saja sejak kau masuk dalam kehidupanku.”

– Daenerys Madeline –

“Orang yang baik bisa berpikir seratus kali lebih cerdas, tetapi seorang kriminal hanya bisa mencurigai orang lain. Itulah mengapa mental mereka bobrok sehingga begitu layak disebut penjahat.”

– Kang Minho –

chap-preview
Pratinjau gratis
1. PROLOG
Aku ingin bertanya pada embusan angin malam, akankah kebahagiaan itu sifatnya semu? Aku juga ingin bertanya pada tetesan hujan, mengapa harus aku? Ada banyak orang di luar sana dan takdir malah memilih diriku. Astaga! Kadang kala aku berpikir jika kebahagiaan selalu datang berdampingan bersama penderitaan. Masalah terbesarku hanyalah seseorang. Seorang lelaki lebih tepatnya. Kupikir, jika cobaan hidup itu benar-benar nyata maka … hal pertama yang harus aku lakukan adalah menjauhi seorang lelaki muda. Mereka terlalu merepotkan. Percayalah. Mungkin beberapa dari kalian akan setuju denganku. Namaku, Daenerys. Entah mengapa ayah dan ibuku memilih nama itu, tapi aku lebih senang dipanggil Dannys. Daenerys Madeline. Aku gadis Indonesia berdarah campuran Belanda. Akan kuceritakan sebuah kisah yang kualami ketika aku berkuliah di salah satu universitas terbaik di Amerika. Juga ... cara takdir memperkenalkanku pada seorang pria yang punya aura menakutkan. Aku seperti memanifestasikan diriku di luar tubuhku. Terjebak pada pusaran perasaan yang sulit kumengerti. Dia mengambil alih seluruh kepemilikan atas diriku. Tubuhku. Bahkan mungkin jika bisa, dia ingin mengambil ragaku. Seorang pria yang terlihat begitu menyeramkan dan memang menyeramkan, tapi bagiku semua itu hanyalah sebuah tameng untuk membuat dirinya tampak begitu kuat. Hari-hari yang kulewati selanjutnya membuatku berpikir jika sebenarnya dia ... begitu rapuh. Untuk lelaki itu. Ya, dia. Untuk dia yang sering kupanggil b******k, b*****h, b******n dan gila kontrol. Arogan, angkuh. Sosiopat. Ah! Rasa-rasanya hampir semua julukan terburuk bisa tersemat di belakang namanya. Sifat dan karakternya. Sungguh. Tak ada satu pun darinya yang bisa membuatku menilainya sebagai manusia. Dia sungguh di luar kriteriaku. Namun, kemudian aku pun sadar jika di balik semua julukan itulah yang malah membuatku merasakan debaran yang hebat di dadaku. Dari perasaan benci itu, aku merasakan sesuatu yang bergejolak di dalam hatiku. Kadang kala membuat pikiran dan batinku bertengkar Siapa dia? Bagaimana dia? Apa yang terjadi padanya dan seperti apa dia? Semua pertanyaan itu terus berputar di dalam kepalaku sejak aku melihatnya pertama kali. Hal lain yang tidak kumengerti adalah ... satu sisi dalam diriku yang selalu merasa terbakar ketika berada di bawah tatapan manik birunya. Entah apa juga yang memengaruhi tubuhku yang selalu memberikan reaksi irasional setiap kali ujung jarinya menyentuh lenganku. Dia sangat kurang ajar ingin mengontrol aku, tapi pada akhirnya ... aku sadar, jika akulah yang telah berjalan ke sana. Pada dia. Mungkin di antara kalian akan ada yang bisa memberikan pengertian tentang apa yang aku rasakan. *** “Daenerys!” Aku mempercepat langkah menyusuri lorong. Sejak kejadian itu, aku tak pernah tertidur pulas. Setiap kali aku menutup mata, aku akan melihat matanya. Suaranya dan juga wajahnya yang menegang seolah menahan sesuatu yang berusaha dikendalikannya. “HEI!” Aku berlari sekuat mungkin. Jantungku tak mau berdetak normal. Oh ya Tuhan, mengapa hidupku harus seperti ini? Mengapa harus ada dia dan mengapa harus malam itu. “Kubilang berhenti, Daenerys!” Tanganku mengepal dengan kuat dan aku mulai bersiap untuk berlari. Namun, lagi dan lagi. Gerakan pria itu bisa lebih cepat daripada tembakan angin. “Mau ke mana kau, hah?” “Lepaskan aku!” pekikku. Aku mendengar suaranya yang berat menggeram di kerongkongan lalu sedetik kemudian aku merasakan tubuhku berputar. Sial. Aku mendesis saat punggungku menghantam dinding dengan kuat. Mataku terbuka dan aku memberinya tatapan keras. “Apa maumu, b******n?” “KAU!” bentaknya dan sialan lagi, nyaliku selalu terbunuh setiap kali mendengar nada tingginya. Juga tatapan kerasnya. “Dengar, aku sudah berjanji kalau aku tidak akan bicara pada siapa pun. Rahasiamu aman, ka-“ Ucapanku terhenti ketika telapak tangannya bergerak dengan cepat membungkam mulutku. “Mmmphht!” Mataku melebar. Aku menggerakkan tanganku memukulnya, tapi lagi-lagi dia selalu tak bisa merasakan rasa sakit. Kadang kala aku berpikir jika pria ini bukan manusia. Selain tatapannya yang memancarkan kengerian yang selalu membuatku bergidik, dia juga satu-satunya manusia yang tidak bisa merasakan rasa sakit. Sambil menekan wajahku dengan tangannya yang kekar, pria berambut tembaga ini mulai memajukan wajahnya dan demi Tuhan jantungku makin menyiksa ketika alam bawah sadarku menangkap sesuatu yang menakutkan itu. Embusan napasnya menyapu kulit wajahku membuatku merinding. Dia semakin dekat – sangat dekat, sampai aku tak berani lagi menatapnya. “Dengar, mulai sekarang kau tidak boleh jauh-jauh dariku. Aku akan mengawasi setiap pergerakanmu dan kau harus melaporkan ke mana kau akan pergi.” Mataku kembali melebar dan aku menatapnya. ‘Apa maksud b******n ini?’ Aku menggeleng tidak setuju. Namun, dia malah makin menekanku dengan tatapannya. “Mulai sekarang ….” Ada jeda pada ucapannya ketika dia semakin memajukan wajahnya sampai hidungnya tepat berada di depan hidungku. Aku bisa merasakan napasnya yang sedingin tatapan sialnya. “Kau … milikku –milik Maximus Belanger– ingat itu.” Di hari itu pun, hidupku berubah. Merasa dimiliki oleh seseorang yang sangat b******n. Aku tahu kalau kesialan beruntun akan terus terjadi. Aku hanya berharap pria ini tidak melukai aku seperti dia melukai gadis itu.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Siap, Mas Bos!

read
19.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

My Secret Little Wife

read
115.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook