SATU
Follow author juga ya. Karena setelah ini ada extra part juga yang khusus di Dreame. Jangan lupa ditambahkan juga ke Favorit ya. Hehehehe.
Menikah bukanlah sesuatu hal yang bisa dipaksakan, apalagi hanya karena urusan bisnis untuk menyambung tali silaturahmi antar dua keluarga yang sedang menjalani ikatan kerja sama bisnis yang luar biasa. Menikahkah kedua manusia yang tidak saling mencintai sama sekali, bukan suatu hal yang baik. Apalagi sang pria tidak pernah mau melihat ke arah istrinya semenjak pernikahan itu terjadi. Bukan tak ingin menyentuh atau tidak mau melihat ke arah istrinya, tetapi setiap kali melihat istrinya sendiri, dia sangat membencinya.
Seorang direktur muda yang kali ini sudah menikah, berdiri di balkon kamarnya menunggu kepulangan sang istri. Bagaimana pun mereka berusaha untuk saling mencintai, tetap saja, dia tidak pernah mampu untuk memberikan hatinya kepada sang istri. Memiliki istri yang cantik, akan tetapi tidak pernah tinggal di rumah. Ingin sekali dia disambut ketika pulang bekerja oleh sang istri, perempuan yang bekerja sebagai model majalah dewasa. Bahkan mungkin tubuhnya sudah sangat seringkali dipamerkan kepada pria lain. Sebagai pria normal, dia tidak menyukai itu.
Reno benci setelah tahu yang dia nikahi adalah perempuan model majalah dewasa anak dari rekan bisnis papanya yang benar-benar sukses. Reno sendiri menerima pernikahan itu atas dasar keinginan dari kedua orang tuanya. Dia tidak ingin menikah karena terpaksa, akan tetapi suatu kejadian di mana sang mama tiba-tiba jatuh sakit. Dan permintaan mamanya justru membuat Reno menerima itu semua. Perlahan, dia mulai mengenal istrinya. Akan tetapi hanya sebatas suami istri jika berada di rumah. Berbeda halnya jika urusan ranjang, sedikit pun tidak pernah ada dalam benak Reno untuk menyentuh istrinya. Karena hanya ada rasa jijik yang begitu melekat dalam pikirannya.
Malam itu pintu kamar terdengar sedang dibuka oleh istrinya, Reno melihat ke arah pintu sejenak. Dia melihat istrinya dengan pakaian seksi dan sedang mabuk berat. Seperti biasa, perempuan itu selalu saja diantar oleh pria. Setiap pagi mereka bertengkar karena Reno benci terhadap perempuan pemabuk.
Tania, sudah berulang kali dia menasehati perempuan itu agar tidak mabuk-mabukan lagi, tetapi itu adalah hal yang sangat nihil. Dia tidak pernah mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Reno. Sebagai seorang kepala keluarga, tentu saja ia ingin dihargai karena yang paling berhak terhadap istrinya adalah dia sendiri. Bukan orang lain. Namun, setiap kali pulang pemotretan hingga malam hari, Reno selalu menemukan Tania yang diantar oleh pembantu mereka ke kamar dengan keadaan mabuk.
Dia duduk dipinggiran ranjang, Tania yang tidak peduli lagi dengan penampilannya. Justru Reno sangat jijik terhadap istrinya sendiri ketika dengan penampilan seksi itu. Hanya bisa menahan amarah dan emosinya setiap kali melihat istrinya mabuk.
Tania yang bahkan membuka pahanya lebar, hingga menampilkan celana dalam karena rok yang digunakan sangat pendek dan mampu memperlihatkan celana dalamnya.
Reno keluar dari kamarnya dan memilih duduk di ruang tamu. Dia memijit kepalanya pelan, bagaimana dia bisa menjalani pernikahan karena istrinya sendiri tidak mau diatur, perempuan pilihan ibunya yang dia pikir bisa membawa nama baik dan berhenti menjadi model. Sebagai seorang direktur perusahaan dan namanya yang tercoreng karena mendapat istri yang cantik tapi sebagai model majalah dewasa. Memang perempuan itu sangat terkenal, bukan karena prestasinya, melainkan karena tubuhnya. Mungkin siapa saja akan iri melihat lekuk tubuh indahnya itu. Bagi Reno, itu merupakan suatu hal yang menjadi aibnya sendiri.
Reno memijit pelipisnya. Bagaimana dia bisa bertahan lagi dengan pernikahannya karena Tania yang seperti itu. Dia juga ingin dihargai, dia juga ingin mendapatkan seorang istri yang penurut. Ketika dia pulang, dia yang menyambutnya pulang bekerja. Bukan justru Reno yang selalu menunggu istrinya dengan keadaan mabuk.
Pria itu keluar dan pergi ke salah satu club, bukan untuk mabuk. Melainkan bertemu dengan temannya yang bekerja jadi bartender di sana. Sudah lama sekali dia mengenal temannya itu, sudah seringkali juga dia berusaha untuk mengajak temannya bekerja di perusahaannya. Tetapi temannya lebih nyaman jadi bartender di sana.
Tiba di salah satu club, Reno langsung turun dari mobil dan masuk. Orang-orang sudah mengenalnya dengan baik, diganggu oleh para perempuan bukan membuatnya menjadi pria yang bisa tergoda karena keseksian perempuan di sana. Tetapi justru merasa jijik karena mereka memberikan tubuh dengan cara menggoda pria.
Reno duduk di kursi depan bartender. "Minum?" tawar Ardi. Tetapi justru dia menggeleng. Mungkin temannya tahu masalah yang sedang dihadapi oleh Reno. Tetapi dia tidak pernah melampiaskan emosinya ke alkohol. Mencari hiburan untuk menenangkan diri mungkin itu sudah lebih dari cukup.
"Mau sampai kapan kamu begini terus, Ren? Enggak bosan? Kamu bisa kok ceraikan dia," ucap Ardi yang menyodorkan minuman tanpa alkohol.
Hanya Ardi teman curhatnya yang kini mengerti dengan keadaannya itu. Dia sangat jarang sekali menceritakan perihal kehidupannya pada orang lain. Pada Ardi, dia bercerita banyak hal karena pria itu selalu memberikannya solusi terbaik. Kali ini mungkin dia benar-benar bisa melepaskan istrinya sendiri.
"Mama aku gimana?" ucap Reno lirih.
"Kalau kamu terus seperti ini, mungkin itu bakalan tetap buat kamu sakit, Ren. Kamu hanya menyiksa diri kamu sendiri,"
Reno menyangga kepalanya dengan kedua tangannya sambil menjambak rambutnya. Perlahan Reno juga mencoba untuk mengerti dengan hal itu. Dia sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan istrinya yang seperti itu. Pulang dengan keadaan mabuk, lalu bertahan hanya karena tidak ingin mengecewakan sang mama. Apalagi papa dari perempuan itu adalah pengusaha terkenal. Akan tetapi kehidupan Tania yang selalu saja mewah, apalagi karena Tania yang menjadi model majalah dewasa membuat orang tuanya semakin dikenal.
Mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal yang sangat kurang ajar. Akan tetapi bagi Tania, itu merupakan hal yang sangat luar biasa membanggakan. Karena berkatnya, orang tua yang dahulu merupakan pengusaha biasa bisa terkenal seperti sekarang ini.
"Terserah kamu deh. Ngomong-ngomong kamu ada lowongan pekerjaan enggak? Ada adiknya almarhum teman mau magang nih,"
"Kalau untuk lowongan pekerjaan belum ada. Tapi kalau untuk magang, ya silakan aja. Aku persilakan kok," ucapnya dengan nada berharap bahwa pekerjaannya juga lebih ringan jika memang ada anak magang yang bisa membantu pekerjaannya nanti.
Reno terus saja memikirkan bagaimana cara untuk menyingkirkan Tania karena orang tuanya yang tidak pernah mau mendengarkan keluh kesahnya. Dia memiliki seorang adik yang berusia 21 tahun, dan adiknya yang menjadi tempat curhatnya. Mungkin itu adalah hal yang terbaik yang bisa dia bagi cerita. Apalagi adiknya yang sangat membenci Tania yang menjadi model majalah dewasa.
"Jadi kapan aku bisa suruh nih anak masuk?"
"Besok langsung suruh masuk aja,"
Ardi pun mengangguk mengerti dan akan meminta temannya untuk masuk besok ke perusahaan Reno. Memang pria itu sedikit lebih gila setelah menikah, itupun karena terpaksa menikah. Semua itu adalah rencana orang tuanya yang sama sekali tidak mengerti dengan jalan hidupnya yang berantakan. Hanya adiknyalah yang mengerti dengan jalannya rumah tangga Reno dan Tania.