“Kita mau kemana lagi?”
Justin tersentak saat menoleh dan Je sudah duduk di sebelahnya. Gadis itu benar-benar seperti jin, datang dan pergi tanpa permisi.
“Ya ampun, Justin! Plis, deh. Aku ini udah pusing dengan apa yang barusan terjadi. Setelah jamuran duduk di restoran sampai berjam-jam lamanya, sekarang entah apa lagi yang bakalan kamu rencanain untuk menyiksaku. Ya Tuhan, beri aku kesabaran.”
“Itulah yang aku rasakan selama ini. Dan sekarang kamu udah rasakan bukan?”
“Kamu kejam, deh.”
“Terserah!”
“Kok, terserah, sih? Jangan galak-galak ngapa?”
Mobil bergerak meninggalkan pelataran restoran.
“Trus sekarang kita mau kemana lagi ini? Kita pulang aja, ya!”
Justin tidak menjawab. Mulutnya rapat.
“Aku ada PR Bahasa Inggris, nih. Semuanya belum kukerjain.”
Sepi.
“K
