“Setelah nikah maksud gue.” Arkan merangkul leher Justin. Tatapan Justin yang tajam membuat nyalinya menciut. “Gue percaya sama elo. Gue cuma nggak yakin, kenapa cewek kayak dia bisa berbuat begitu ke elo. Secara lo itu kan sempurna di mata cewek. Rasanya nggak pantes diduain. Tapi ngomong-ngomong, apa bedanya lo smaa Carla? Lo juga macarin banyak cewek. Lo juga berkhianat buakn?” “Seenggaknya gue nggak pernah berbuat separah itu.” Arkan mengulum senyum. Dia ingin mengatakan bisa jadi itu adalah karma karena Justin sudah mempermainkan banyak perempuan, tapi ia tidak mau membuat Justin semakin emosi. “Gue nggak perduli dia tidur sama siapapun. Gue cuma nggak suka dia ngeduain gue. Itu sama aja ngerendahin harga diri gue.” Arkan mengangguk demi menghargai pendapat sahabatnya.