Chapter 4

1593 Kata
Kaira pun kini sudah terlelap dalam tidurnya setelah lelah menangisi nasib rumah tangganya kelak, kini waktu pun menunjukan pukul 02.00 dini hari, Ranjang pun nampak bergerak seperti ada yang tidur disebelah Kaira, membuat Kaira tidak terganggu dalam tidurnya lalu dia pun membuka matanya dan menoleh kesamping, tak lama Kaira tersenyum saat melihat siapa yang kini tidur disampingnya.  "Mas Arka, pulang jam berapa ?,” Tanya Kaira dengan lembut dan senyum manisnya.  "Baru saja sayang, tadi dari bandung udah malem jadi jam segini baru sampe jakarta," Jawab Arka lalu mengecup kening Kaira dengan.  "Mas .. "  " Hem .., Ada apa sayang?" "Kangen," Jawab Kaira yang langsung mengatur tubuh Arka dengan erat. “Seharian nggak ketemu mas Arka rasanya seperti nggak ketemu berbulan-bulan," Lanjut Kaira dengan manja.  "Masa sih ?, dari kapan istri mas jadi manja dan jadi pinter gombal kaya gini," Ucap Arka sambil menjawil pipi Kaira dan tersenyum manis pada istrinya Itu.  "Iihh mas kok gitu sih kan aku nggak gombal mas, ini tuh serius tshu," Ucap Kaira lalu mencabikan bibirnya dan berbalik membelakangi Arka dan mulai merajuk.  "Yah kok marah sayang, mas kan cuma bercanda kok, katanya kangen," Ucap Arka sambil membalikan tubuh Kaira jadi kembali menghadapnya, lalu Kaira pun bersandar didada bidang milik suaminya itu dengan Arka yang terus membelai rambut panjangnya.  "Mas .."  "Hem .." "Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting sama mas," Ucap Kaira sambil menyandarkan kepalanya didada bidang milik suaminya.  "Besok saja ya sayang ,, mas ngantuk pengen istirahat dulu yang, cape banget abis dari perjalanan jauh," Ucap Arka lalu mengecup puncak kepala Kaira dan langsung memejam kan matanya, Kaira pun tak bisa berangkat karena memang perjalanan pasangannya lumayan jauh dan dia butuh istirahat, ahirnya Kaira pun ikut memejam kan matanya, biarlah esok hari dia membahas tentang keinginan sang ibu mertua.  *****  Arka dan Kaira duduk dikursi meja makan, mereka sedang menikmati sarapan dengan sesekali mengobrol. "Mas nggak ngantor hari ini ?,” tanya Kaira sambil menuangan air putih ke gelas Arka yang sudah kosong. "Nggak Kai, mas hari ini Free masih cape," Jawab Arka masih menikmati sarapannya, nasi goreng seafood kesukaannya, tentu saja sang istri yang membuatnya.  “Oh gitu, gimana Urusan dibandung udah Lancar kan mas ?,” tanya Kaira Lagi kali Penyanyi dia pun Menikmati sarapannya.  "Alhamdulillah lancar, tendernya lumayan besar, klayen mas sudah kontrak untuk kerja sama dengan perusahan mas," Jawab Arka dengan senyum yang mengembang. Melihat senyuman Arka membuat Kaira juga ikut tersenyum bahagia.  “Syukur alhamdulillah kalau gitu mas, semoga kedepannya makin lancar kerja samanya,” Ucap Kaira dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya. "Amin, it semua berkat do'amu sayang, mas sangat bangga sama istri mas yang selalu mendo'akan kesuksesan mas, tanpa pamrih mas pengen deh kamu sesekali gunain uang yang mas kasih buat belanja seperti perempuan lainnya Yang," Ucap Arka, karena selama menikah Kaira tidak pernah belanja apalagi berfoya-foya meski Arka sudah memberikan uang bulanan yang cukup khusus untuk kebutuhan istrinya itu, tapi Kaira tidak pernah mau menggunakannya kecuali dalam keadaan terdesak. Karena Kaira adalah gadis sederhana yang tidak mau memanfaatkan kekayaannya suaminya.  "Nggak mas, aku ingin menabungkan uang mempersemberian mas, siapa tau suatu saat nanti berguna untuk keperluan yang lain," Jawab Kaira, Arka hanya mengangguk perkuma meski Arka tinggal Arka tinggal itu akan tetap pada pendiriannya. Setelah sarapan, Arka dan Kaira pun duduk diruang keluarga, mereka kini sedang menikmati acara televisi, Kaira pun bersandar dipundak Arka dengan menggunakan lengan Arka dan Arka menggenggam tangan Kaira. "Ini waktunya aku membahas soal itu semoga mas Arka tidak marah padaku dan mau menrima kemauan ibunya, ya Tuhan bantu aku permudahlah semua nya." Batin Kaira. Yang ingin membahas soal permintaan sang ibu mertua.  "Mas." "Apa sayang?" "Aku mau ngomong sesuatu yang sangat penting," Ucap Kaira dengan jantung yang sudah berdebar tak karuan.  "Tentang apa ?,” tanya Arka masih tenang dan sesekali mengecup puncak kepala Kaira. "Mas, Aku mohon mas mau ya nikah lagi, sama perempuan yang ibu pilihkan untuk mas, ibu kasian mas dia sangat ingin mempunyai cucu," Ucap Kaira pelan karena sangat takut Arka akan murka dengan pembicaraan kali ini, Kaira pun duduk tegap sambil menundukkan kepalanya.  "Lagi-lagi kami bahas ini Kaira, aku sudah bilang jangan bahas ini lagi, aku tidak suka !!, apa kamu sudah nggak cinta sama aku?, apa kamu memang menginginkan hal itu terjadi?, aku tanya apa kamu sanggup jika aku membagi cintaku dengan wanita lain dan berbagi ranjang dengan wanita lain kamu sanggup hah !!, "Ucap Arka setengah membentak Kaira. membuat Kaira tersentak karena Arka yang tiba-tiba membentaknya. "A .. Aku sanggup mas demi kebahagiaan mommy, aku sanggup aku mohon mas lakukan apa kemauan mommy, aku tidak bisa kalau mommy terus menatap ku dengan tatapan kebencian, lagi pula aku percaya sama mas Arka, kalau mas Arka bisa bersikap adil pada kami nanti," Ucap Kaira dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.  "Kamu arrrggghhh .... Kaira, aku bisa gila kalau seperti ini," Teriak Arka lalu dia bangkit tanpa menoleh pada Kaira yang kini tengah menangis, Arka mengambil kunci mobil dan jaketnya.  "Mas, mas mau kemana?,” tnya Kaira yang melihat Arka sudah jaket, namun tak ada respon dari Arka membuat Kaira kembali menangis. "Ya Tuhan kenapa harus seperti ini, kenapa aku harus mengalami semua ini, aku hanya ingin bahagia tanpa kebencian dari ibu mertua, kenapa dari kecil hidupku selalu di penuhi dengan penderitaan, kenapa Tuhan aku hanya ingin bahagia, Ayah, Bunda bawa aku pergi, aku tidak sanggup kalau hidupku terus menerus dalam kekangan aku tidak sanggup hiks .. hiks .., aku ingin mati saja, ya lebih baik seperti itu agar tidak ada orang yang selalu menuntut dan mengekangku, "Ucap Kaira yang kini sudah terlihat frustasi karena ucapan Ibu mertuanya yang selalu terngiang ditelinganya. Tunggu aku Ayah, Bunda aku ingin ikut bersama kalian, Ucap Kaira lalu dia tersenyum. Sementara itu Arka tengah melajukan mobilnya kearah rumah sahabatnya Riski, untuk meminta pendapat dan nasihat tentang keinginan ibu dan juga istrinya. Saat dia ingin menghubungi Riski, ternyata dia lupa membawa ponselnya.  "s**l!!, Kenapa aku sampai lupa membawa ponsel" Umpat Arka, lalu dia pun memutar arah untuk kembali kerumah karena ingin mengambil ponselnya untuk menghubungi Riski apakah ada dirumah atau dikantor. Arka pun sudah sampai dipekarangan, setelah memarkirkan mobilnya Arka langsung memasuki rumah nya, saat tepat didepan ruang tamu perasaan Arka mulai tidak enak karena tidak menemukan Kaira di ruang keluarga yang cuma terhalang ruang makan.  "Kai .. Kamu dimana ?.” Namun tak ada respon dari Kaira. Suasana pun terasa sangat sepi karena Arka tidak biasa dengan suasana sepi. Namun tiba-tiba tiba-tiba tiba-tiba Arka mendengar suara benda jatuh dari arah dapur, Arka pun langsung melangkah kearah dapur untuk melihat apa yang terjatuh didapur. Namun saat sampai didapur mata Arka melotot seketika dan mulutnya menganga saat melihat pemandangan di depannya.  "Astaga Kaira," Teriak Arka yang langsung berlari kearah Kaira terjatuh dengan tangan yang bersimbah darah, dan piring yang jatuh berserakan di samping Kaira karena tertarik oleh Kaira saat terjatuh tadi.  "Kaira bangun sayang apa yang kau lakukan, maafkan mas bangun sayang jangan seperti ini," Ucap Arka dengan terisak Arka pun langsung membopong Kaira ala bridal, memasukannya ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit. "Bertahanlah sayang mas mohon, jangan tinggalkan mas, apapun yang kamu inginkan, janji akan memenuhinya, asal kamu bertahan jangan membuat mas takut Sayang bertahan lah," Ucap Arka dengan gemetar dia membawa mobil sebaik mungkin agar tiba dirumah sakit dengan selamat. Setelah membawa mobil dengan berusaha konsentrasi akhirnya Kini Arka tiba dirumah sakit, dia pun langsung membopong Kaira ke lobi rumah sakit, dengan meminta tolong satpam untuk membawa mobilnya ke parkiran, Arka pun berteriak seperti kesetanan memanggil dokter dan perawat. Beberapa perawat pria berlari membawa brankar untuk membawa tubuh Kaira keruang IGD, Kini Kaira pun dibawa keruang IGD untuk mendukung, Arka menunggu dengan persaan campur aduk untung saja dia tidak lupa membawa dompetnya disaat genting seperti ini. Saat sedang kacau tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Arka pun menoleh kearah suara yang memanggilnya.  “Mas Arka ya?,” Tanya orang itu.  "Iya, maaf anda siapa yah?“ “Oh ya ampun, ternyata benar mas Arka, aku Reina mas sahabatnya Kaira,” Jawab Reina dengan senyuman manisnya. Arka hanya mengangguk karena dia masih agak lupa dengan Reina.  "Oh yah Ngomong-ngomong mas Arka sedang apa disini ?,” Tanya Reina.  "Kaira dia, dia mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadinya," Ucap Arka dengan menitikan air matanya, karena tidak tahan menahan air dia lebih lama lagi. "Astaga Kaira, "Jerit Reina histeris saat mendengar sahabatnya mencoba bunuh diri, lalu dia pun menangis.  " Lalu bagai mana keadaannya mas ?, bagai mana Aira mas ?, dia baik-baik saja kan ?. ” dengan tangisan histerisnya Reina memnggoyang-goyang tubuh kekar Arka. Bukannya menenangkan Arka, dia malah lebih histeris.  "Aku .. Aku tidak tau, aku juga bingung," Ucap Arka dengan tergagap, lalu mengusap kasar wajahnya, sementara Reina dia jatuh terduduk dilantai tubuhnya terasa lemas karena saking syoknya mendengar kabar buruk tentang sahabatnya yang mencoba mengakhiri hidupnya.  Tak lama dokter pun keluar, dan terkejut karena melihat Reina tengah terduduk dilantai.  "Dokter bagaimana keadaan istri saya ?," tanya Arka yang masih terlihat prustasi.  "Maaf," jawab dokter itu singkat dan kata maaf malah membuat Arka semakin prustasi.  "Maaf apa dokter Rico ?, apa yang terjadi pada sahabat saya dok” Kali ini yang bertanya Reina penuh dengan siapa pun.  "Maaf dia dalam keadaan kritis, kalau dalam dua jam dia masih tidak sadarkan diri kritisnya kemungkinan besar pasien akan koma," "Ya Tuhan," ucap Reina sambil kembali duduk kali ini dikursi tunggu, Riko pun mencoba menghibur Reina, sementara Arka langsung masuk keruangan IGD, dan dia melihat istrinya tengah berbaring lemah, dengan alat medis yang terpasang ditubuhnya. "Kaira sayang bangun, jangan buat mas takut sayang bangun," Ucap Arka dengan suara lirihnya, dia pun mengambil tangan Kaira yang terbebas dari alat medis lalu mengecupnya dengan penuh kasih sayang.  “Maafin mas sayang, andai mas tidak meninggalkan mu, pasti tidak akan terjadi seperti ini, mas memang bodoh, Bangun sayang mas mohon kalau kamu bangun apapun yang kamu inginkan mas janji mas akan turuti jadi mas mohon bangun sayang jangan siksa mas seperti ini." Dengan air mata Arka yang terus menetes. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN