Grace Simpson mengedipkan mata, lalu mengamati ruangan asing tempatnya berbaring. Ini bukan kamar VIP, tempat biasa dia dirawat inap dalam rumah sakit. Bukan pula kamar tidurnya yang sudah mirip ruang rawat di rumah sakit. Ini hanya kamar rumah sakit biasa yang seumur hidup tidak akan pernah diinjak oleh nona muda generasi kaya sepertinya. Dia hanya pernah melihat ruangan seperti ini di televisi. Tapi, bagaimana dia berakhir di sini? Apakah operasi jantungnya berhasil dan dia dipindahkan ke kamar rawat?
"Kak Grace akhirnya sadar!" teriak seseorang.
Grace memutar pandangannya ke sosok gadis muda dengan wajah biasa saja di sebelah brankar. Tampak nama Arsha Carter pada name tag seragam sekolah yang dikenakan gadis ini.
Grace tidak ingat punya kenalan bernama Arsha. Lebih jauh lagi, di mana Dayu dan para pelayannya? Kenapa saat dia sadar pertama kali bukan wajah para pelayan atau ayahnya yang muncul? Tempat sempit ini juga tidak akan mungkin dipakai ayahnya untuk merawat putri tunggal kesayangannya, kan?
Grace tiba-tiba ingat sesuatu. Dia memiliki tubuh yang lemah, dan penyakit jantung bawaan sejak kecil. Pada usia delapan belas tahun, dia mendapat donor jantung. Bukankah saat ini seharusnya dia masih menjalani operasi? Apakah operasinya berhasil dan dia dipindahkan ke kamar rawat? Tapi kenapa dia tidak dikembalikan ke kamar VIP yang biasa?
Arsha menatap Grace, ada ekspresi jijik samar di bawah matanya, tapi dia tidak terlalu menunujukkan itu ketika berkata, "Apakah Kakak Grace merasa nggak nyaman? Atau mungkin masih pusing?"
Grace mengernyit. Siapa yang dia panggil kakak?
"Kakak?"
Arsha mengangguk. "Ya, Kak Grace memang nggak suka kalau dipanggil Kakak, tapi biar bagaimanapun, kita memiliki ayah yang sama, dan Kak Grace lebih tua beberapa bulan dariku."
Grace putri tunggal dari ayah dan ibunya, bagaimana bisa gadis itu mengatakan dia kakaknya? Ayahnya tidak pernah lagi menikah sejak kematian ibunya, lalu dari mana benih jelek ini mengaku-ngaku sebagai saudarinya?
Grace tiba-tiba merasa pusing, dan aliran kenangan yang bukan miliknya mengalir cepat menusuk setiap saraf dalam otak. Seolah-olah kepalanya dibelah tanpa obat bius.
Arsha terlihat panik, dan langsung menekan interkom di sebelah brankar. "Dokter, cepat datang! Ada yang salah dengan─" saudariku.
"Aku baik-baik saja," potong Grace yang telah pulih dari sakit kepala ekstrimnya.
Arsha tidak meneruskan panggilannya ke dokter, malah menatap Grace dengan sedikit tertegun. Jelas tadi dia melihatnya sangat kesakitan, tapi kenapa sekarang malah terlihat baik-baik saja? Lebih aneh lagi, sejak kapan saudari tirinya itu memiliki ekspresi tenang di wajahnya? Biasanya hanya ada ekspresi angkuh yang bodoh di sana.
Grace menatap tangannya sendiri yang masih tetap indah seperti miliknya di dunia sebelumnya, kecuali di tangan itu dipenuhi gelang emas yang berkilauan menyakiti mata.
Menghela napas, Grace melemparkan semua gelang itu ke tong sampah. Lagipula itu gelang emas palsu.
Arsha tercengang. "Kenapa Kakak membuangnya? Itu semua gelang kesukaan Kakak dan harganya sangat mahal."
Grace mengabaikan ocehan Arsha, hanya memerintah, "Beri aku cermin!"
Aura yang dipancarkan Grace ketika memberi perintah itu entah mengapa membuat Arsha spontan mematuhinya. Setelah menyerahkan cermin, barulah dia sadar telah menjadi pesuruh dari saudari tiri yang dibencinya ini.
Grace langsung menutup cermin setelah melihat wajahnya di sana. Wajah itu penuh make up tebal dengan riasan mencolok, dan rambut bergelombang sebahunya berwarna merah. Di kepalanya terbalut perban. Pemilik tubuh tampaknya terluka di kepala.
Sekilas Grace tahu kalau wajah ini sebenarnya sama seperti wajahnya di kehidupan sebelumnya. Sayang sekali pemilik tubuh sangat bodoh dan percaya saja apa kata Arsha tentang pilihan make up norak.
Grace melirik Arsha yang masih bingung, lantas bertanya, "Kamu punya camilan?"
Arsha menggeleng. "Apa Kakak mau camilan? Aku akan membelikannya."
Dengan begitu, Arsha keluar kamar rawat.
Grace tersenyum kecil. Di kehidupan sebelumnya, makanannya sangat dijaga. Hanya boleh makan makanan sehat yang disarankan dokter. Jika bukan karena bocah lelaki yang sempat menghuni kamar sebelah, mungkin dia tidak akan pernah mengetahui bagaimana rasa cokelat atau permen.
Seperti sebuah kebiasaan, dia akan bertanya 'apakah ada camilan?' kepada para pelayan dan suster yang merawatnya, dan jawaban mereka selalu sama setiap hari; Tidak ada.
Ngomong-ngomong soal anak lelaki di kamar sebelah, Grace tidak tahu namanya. Dia hanya memanggil anak itu dengan sebutan 'Boy'.
Grace pertama kali bertemu Boy saat usianya tiga belas tahun. Anak lelaki itu kira-kira berusia 15 tahun, dan dirawat selama beberapa minggu karena kecelakaan.
Setelah sembuh, Boy masih mengunjungi Grace diam-diam. Dia akan membawa banyak camilan, menceritakan tentang kehidupan di luar, menjelaskan semua tempat yang belum pernah gadis itu kunjungi. Yang terpenting, dia tidak lupa membawakan banyak n****+ dan komik untuknya.
Grace menyembunyikan n****+ pemberian Boy di antara buku-buku pelajaran yang ada di kamar rawatnya, sehingga tidak ada yang tahu kalau lelaki itu datang menemuinya.
Boy suka mendatangi Grace karena gadis kecil itu sangat pintar, dan mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Hubungan keduanya hanya sebatas pertukaran itu dan berlangsung selama dua tahun.
Saat Grace berusia lima belas tahun, Boy hilang tanpa kabar. Dia sudah merengek kepada ayahnya untuk menemukan anak lelaki itu, tapi tetap tidak dapat ditemukan.
Grace tidak tahu saja kalau ayahnya sengaja tidak mencari Boy dengan alasan mengganggu kesehatannya. Menurut sang ayah, putrinya harus makan makanan sehat dan berteman dengan anak-anak dari golongan yang sama.
Boy teman pertama dan terakhir Grace. Setiap hari dia merindukannya, dan hidup dalam penyesalan karena tidak tahu nama anak laki-laki itu.
Ketika mengalami sesuatu, baik itu kebahagiaan atau duka, nama pertama yang akan muncul di benak Grace adalah 'Boy'. Sampai menjelang operasi pun, namanya yang selalu disebut.
Mendapati jawaban selain 'tidak ada' dari pertanyaan 'apakah ada camilan?', Grace merasa sedikit lucu, dan mulai berpikir untuk menikmati kehidupan barunya. Setidaknya, dia tidak akan terkekang dan hanya mendekam di rumah sakit lagi.
***
Grace duduk melamun di dekat jendela. Dia menunggu Arsha yang tidak juga muncul setelah menjanjikan beli camilan.
Grace akhirnya menerima kalau telah bertransmigrasi ke sebuah n****+ romansa berjudul 'White Lily and Young Master'. Entah dia sudah mati atau koma dalam kehidupan sebelumnya, dia anggap ini kehidupan baru dan harus dimanfaatkan dengan baik.
'White Lily and Young Master' merupakan n****+ terakhir yang diberikan Boy kepadanya sebelum anak lelaki itu hilang tanpa kabar. Grace bahkan belum selesai membacanya saat Boy menghilang.
Seperti judulnya, n****+ itu berpusat pada kisah Lily, dan Tuan Muda dari generasi terkaya nomor satu di negara J, yakni Ash Cedric Harrison.
Lily anak yatim piatu miskin, datang ke kota untuk menggapai cita-cita, bertemu dengan Ash si jenius yang apatis. Yang satu memiliki kompleksitas inferioritas, sementara yang lain sangat arogan.
Beberapa kali terlibat dalam pertengkaran kecil di organisasi sekolah, Ash secara bertahap malah tertarik dengan Lily, dan gadis itu pun mengagumi rasa bertanggung jawab di balik sikap arogan si cowok apatis. Keduanya jatuh cinta dan menghadapi pasang surut asmara baik dari latar belakang mereka yang berbeda, maupun dari para tokoh antagonis yang menentang.
Antagonis pertama dan merupakan batu sandungan terbesar dalam kisah cinta Lily-Ash adalah Giovan Earl Carter, musuh bebuyutan protagonis sejak dulu. Semula dia hanya ingin merebut semua yang menjadi milik Ash, tapi perlahan-lahan malah benar-benar jatuh cinta dengan Lily.
Antagonis kedua bernama Emily Mackenzie, yang mencintai Gio dan berpura-pura menjalin persahabatan dengan protagonis wanita, tapi sebenarnya ingin Lily celaka.
Dalam cerita, akan ada tokoh yang menjadi batu loncatan di jalur cinta dua protagonis, ditakdirkan untuk melakukan hal-hal bodoh sampai mendapati akhir yang tragis. Tokoh malang yang mendapat peran ini ada dua; Arsha Carter dan Grace Carter. Tentu saja yang paling bodoh dan sering mendapat kesialan adalah Grace Carter, adik tiri Gio, sekaligus gadis yang dijodohkan dengan Ash oleh keluarganya. Melalui tangan Grace, Emily dan Arsha menyakiti Lily.