Beberapa hari kemudian, setelah selesai melakukan pekerjaannya di apartemen Zayn, Bella di datangi oleh wanita cantik yang mengenakan blazer ketat dan rapi. Wanita itu tersenyum ramah dan menyapanya dengan sopan ketika Bella membukakan pintu untuknya. Bella menatap wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kakinya. “Haaah, apa dia musuhku selanjutnya setelah Lina, Vivian dan Silvy? Cih, pekerjaan ini berat sekali… kalau aku tau akan jadi seperti ini aku tidak akan pernah setuju untuk melakukan perjanjian bersama tuan Zayn!” gerutu Bella dalam hatinya. Wanita cantik yang tengah berdiri di hadapan Bella tampak gelisah lantaran Bella hanya menatapnya saja. “No-nona, saya datang kesini untuk….” “Aku tau!” celetuk Bella. “Apa?” ucap wanita itu semakin bingung. “Aku tau kau itu pasti salah