Zayn langsung bergegas pergi dari kediaman orang tuanya. Ia tak ingin berlama-lama disana lantaran tak menyukai perangai dari mereka yang selalu bermanis-manis mulut saat bertemu, padahal didalam hati mereka saling mengumpat satu sama lain.
"Heh, benar-benar manusia munafik!" gerutu Zayn dalam hatinya.
Willy melirik raut wajah majikannya yang tampak tidak senang setelah keluar dari kediaman Lucas. Ia sangat mengerti apa yang membuat majikannya tersebut tidak betah berlama-lama disana.
"Tuan, apa anda ingin langsung kembali ke apartemen?" tanya Willy pada Zayn.
"Iya... aku mau istirahat," sahut Zayn sembari memijat-mijat kepalanya yang terasa agak berat.
"Baik," ucap Willy lantas tancap gas untuk mengantarkan Zayn kembali ke apartemennya.
Setelah sampai Zayn langsung masuk ke dalam apartemennya. Ia merasa sangat lelah dan langsung menghempaskan tubuhnya diatas sofa empuk dan menyandarkan kepalanya. Willy yang begitu perhatian lalu mengambil air putih dan memberikannya kepada Zayn.
"Tuan, apa anda butuh sesuatu?" tanya Willy.
"Tidak! Kau boleh pergi... aku hanya ingin istirahat malam ini," sahut Zayn.
"Besok hari libur, tapi kalau tuan butuh sesuatu anda bisa menghubungi saya." kata Willy lagi.
"Heemm." sahut Zayn hanya mendehem.
Willy pun pamit kepada Zayn. Setelah itu Zayn bangkit dari sofa empuk itu dan melangkah menaiki anak tangga menuju kelantai atas. Ia masuk ke dalam kamarnya yang tampak berantakan.
"Aaaahh, aku benci melihat ruangan kotor seperti ini tapi aku tidak pandai bersih-bersih... cih, biarkan sajalah! Aku sangat lelah dan ingin tidur sampai siang!" gumam Zayn sembari melemparkan jasnya begitu saja. Kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum ia beranjak tidur.
Keesokan paginya, suara bel pintu berbunyi. Zayn mengernyitkan dahinya lantaran terbangun karena mendengar suara bel pintu.
"Cih, siapa sih yang datang?" gerutu Zayn kesal karena waktu tidurnya terganggu.
Dengan sedikit kesal Zayn turun kelantai bawah dan melirik sebuah layar kecil yang menampilkan seorang wanita muda bernama Bella yang tengah berdiri di depan pintu apartemennya.
"Siapa?" tanya Zayn pada wanita muda itu melalui alat tersebut.
"Selamat pagi! Saya pelayan yang akan membersihkan apartemen anda, tuan!" seru Bella dengan sopan.
Zayn lantas teringat perkataan asistennya kemarin bahwa akan datang seorang wanita yang akan membersihkan seluruh ruangan apartemennya. Zayn melihat sekali lagi wajah wanita muda yang masih menunggunya membukakan pintu.
"Wanita muda ini yang akan jadi pelayan ku? Heh, aku pikir kemarin wanita yang akan jadi pelayan ku adalah wanita paruh baya yang sudah mahir membersihkan rumah!" gumam Zayn dalam hatinya.
Lantaran Zayn terlalu lama membukakan pintu untuknya, wanita itu pun memencet bel lagi.
"Tuan, apa anda masih disana?" tanya Bella membuat Zayn tersentak kaget.
"Huh, dasar wanita tidak sabaran!" gerutu Zayn sewot.
Zayn pun membuka pintunya dan menatap wanita muda yang berdiri dihadapannya.
"Selamat pagi!" sapa Bella sambil tersenyum kepada Zayn.
Deg....
Jantung Zayn berdetak kencang dan terkesima melihat senyuman manis dari wanita yang akan menjadi pelayannya.
"Ma-manis sekali senyumnya." ucap Zayn dalam hatinya.
Zayn tak ingin dirinya terlihat begitu terkesima akan senyuman manis Bella. Ia lantas memalingkan wajahnya dan berusaha untuk tetap santai dihadapan Bella.
"Eehherrmm! Apa kau benar-benar pelayan yang akan membersihkan apartemenku?" tanya Zayn.
"Iya tuan," sahut Bella.
Zayn menatap Bella dari atas kepala hingga ujung kakinya. Ketika diperhatikan seperti itu Bella lantas takut dan menyilangkan kedua tangannya pada tubuhnya.
"Tu-tuan, saya hanya ingin bekerja sebagai pelayan bukan...."
"Hei, siapa yang berpikir seperti yang kau pikirkan barusan, hah?" pekik Zayn kesal dan memotong perkataan Bella.
"Dari tadi tuan terus melihat saya, jadi saya pikir tuan p****************g!" kata Bella yang selalu bicara ceplas-ceplos.
"Cih, seandainya mencari pelayan itu mudah... wanita ini pasti sudah ku tendang dari tadi!" gerutu Zayn sewot dalam hatinya.
Bella menatap Zayn menunggu perintah untuk melakukan pekerjaannya.
"Tuan, apa saya boleh masuk? Kaki saya sudah kesemutan karena berdiri terlalu lama tadi, hehehe." tanya Bella pada Zayn.
Zayn lantas menyingkir ke samping.
"Masuklah!" kata Zayn mempersilahkan pelayan barunya itu masuk ke dalam apartemennya.
Bella masuk ke dalam dan terkesima melihat seluruh ruangan tampak dipenuhi dengan barang-barang mewah.
"Duduk!" seru Zayn meminta Bella duduk bersama diruang tamu.
"Eh, saya kan mau bersih-bersih kenapa tuan menyuruh saya duduk?" tanya Bella membuat Zayn menghela nafas panjang lantaran sedang mencoba menahan rasa kesalnya.
"Kamu itu pelayan saya, kenapa banyak sekali bertanya! Kalau saya bilang duduk ya duduk!" seru Zayn membuat Bella takut dan langsung duduk tepat dihadapannya.
Zayn meredamkan emosinya dan duduk tenang sambil melipat kedua tangannya.
"Kau sudah baca kontrak kerjanya?" tanya Zayn.
"Sudah tuan," sahut Bella.
"Agar kau tidak lupa, aku akan mengulanginya!" kata Zayn.
"Kau hanya perlu bekerja di pagi hari sampai sore setelah pekerjaanmu beres kau boleh pergi! Kau harus membersihkan seluruh ruangan apartemenku dan jangan sampai ada kotoran yang menempel... karena aku suka kebersihan! Selain membersihkan apartemenku, kau juga harus bersedia menuruti perintahku!" kata Zayn.
"Eemm, tuan apa saya boleh tanya?" tanya Bella.
"Silahkan!" kata Zayn.
"Maksud menuruti perintah tuan itu yang seperti apa? Saya sedikit bingung, hehehe." tanya Bella terkekeh canggung.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak! Kau pikir aku tidak tau apa yang sedang kau pikirkan tentang ucapanku? Mematuhi segala perintahku maksudnya kau haus melakukan apa yang aku suruh, misalnya aku menyuruhmu pergi membeli sesuatu diluar!" kata Zayn menjelaskan.
"Wah, baiklah! Kalau begini kan semua jelas tidak ada yang salah paham!" seru Bella tersenyum lebar.
"Heh, otakmu saja yang sudah rusak! Jangan berpikir kalau aku akan menyentuhmu... kau bukan tipeku!" kata Zayn dengan sikap sombongnya.
"Huh, dasar sombong!" gerutu Bella dalam hatinya.
"Mengenai gajimu asistenku yang akan mengurusnya." kata Zayn lagi.
"Iya!" sahut Bella.
"Kalau begitu mulai pekerjaanmu... aku menyuruhmu membeli makanan enak untukku sarapan!" kata Zayn memberikan perintah pertamanya kepada Bella.
"Tunggu sebentar, aku akan keatas mengambil dompet!" kata Zayn lagi.
"Baik tuan," sahut Bella.
Tak lama berselang Zayn kembali turun kelantai bawah. Ia memberikan uang kepada Bella untuk membelikannya makanan cepat saji yang dijual di supermarket apartemen. Sebelum pergi Bella meletakkan tas kecilnya di sofa ruang tamu.
"Apa saya boleh meletakkan tas saya disini, tuan?" tanya Bella.
"Ya!" sahut Zayn singkat.
Bella pun berlalu melakukan apa yang diperintahkan majikannya. Setelah Bella pergi, Zayn penasaran akan isi tas milik pelayannya itu. Ia pun membuka tas kecil yang tampak usang itu dan melihat semua isi dalamnya.
"Heemm, tidak ada benda aneh! Sepertinya dia orang baik!" gumam Zayn kemudian meletakkan kembali tas itu.