Kesedihan yang tidak akan mudah untuk dilupakan, apalagi. Saat kita mengetahui bahwa kita tidak pernah di inginkan di dunia ini. Hancur, ya. Hatiku memang sangat hancur pada saat itu. Jiwaku telah terenggut dari dalam tubuhku, nafasku pun hilang tanpa jejak. **** "Fanny. Hentikan coretanmu itu, aku sedang tidak ingin berdebat lagi," Kata Alvaro yang berniat melangkah untuk menghampiri Fenia yang masih berdiri disana. "Tidak ingin berdebat? Apa aku tidak salah mendengar Alvaro. Bukankah kau yang mencari perdebatan terlebih dahulu denganku," Sinis Fanny membuat Alvaro cukup sulit untuk melawan atau mengelak lagi. "Iya aku tahu. Tapi Sekarang ada Fenia jadi aku ti..!!! "Silahkan di lanjutkan saja. Karena aku sama sekali tidak peduli pada perdebatan kalian. Permisi," Fenia dengan cepat me