Queen Lisa

1665 Kata
Lisa yang belum mengetahui jika player yang baru saja ia jebak ternyata Rio, bersikukuh jika ia tak melakukan itu karena tindakan semacam itu menyalahi aturan permainannya, dan ia tetap mengelak atas tuduhan yang disampaikan Rio. "Apa-apaan kau ini? jadi maksudnya kau menuduhku? aku tahu mungkin kau kira aku dendam dengan Wang karena di sekolah kami tak jadi untuk berduel, kan?" tanya Lisa sedikit marah. Lisa memanglah tipe wanita yang gampang emosi dan selalu ingin menang sendiri. "Ya tidak juga, sih," balas Rio. "Yasudah kalau begitu," ucap Lisa lalu pergi meninggalkan Rio di sana. "Benar juga, dia kan wanita sedangkan karakter yang baru saja aku hadapi adalah seorang pria, ditambah lagi Lisa kan wanita, jadi tak mungkin memiliki skill bagus bermain sebuah game, kan?" ucap Rio yang tak mendapatkan jawaban apapun atas tuduhannya itu. Sementara itu di sebuah rumah sakit terlihat ibunya Rio sedang mengobrol dengan seorang dokter di salah satu ruangan. "Sepertinya anda memang harus menjalani operasi kali ini, kondisi anda semakin memburuk," ucap dokter yang selama ini menangani ibunya Rio. "Apa tidak ada cara lain? jika saya harus menjalani operasi anak saya tak ada yang mengurus, dok," ucap ibunya Rio. "Tak ada cara lain selain operasi ini dan sepertinya anda harus rajin menjalankan cuci darah," ucap dokter. Rio tak mengetahui jika selama ini ibunya mengidap penyakit yang cukup berbahaya yaitu penyakit ginjal yang mana ia harus menjalankan proses pencucian darah kedepannya. Kondisi itu membuat ibu Rio kebingungan akan kehidupannya, ibunya ingin Rio menjadi anak yang sukses dan berguna bagi orang lain serta bisa menjaga dirinya sendiri itulah alasan kenapa ia ingin Rio sekolah yang rajin tanpa mempedulikan game, walaupun alasan utamanya karena ayahnya. "Bagaimana nasib Rio jika ia tahu ibunya seperti ini? apa dia akan bersedih? selama ini aku terus menyembunyikan ini di hadapannya," ucap ibunya Rio meneteskan air mata. Seorang ibu yang mencintai anaknya sepenuh hati tentu saja akan meneteskan air mata, ditambah lagi Rio adalah anak satu-satunya dan harta paling berharga ibunya. Keesokan harinya saat mereka bertemu di sekolah, Wang nampaknya sedikit mengeluarkan ekspresi marah dan mendatangi Rio yang duduk di kursinya, terlihat ekspresi Rio yang sedikit canggung melihat Wang yang akan menghampiri dirinya. "Rio? apa yang kau lakukan? kau menghilangkan senjataku ya?" tanya Wang sedikit marah. "Ah itu, sebenarnya kejadiannya tidak seperti itu," balas Rio mengklarifikasi. Namun sayangnya apapun yang dikatakan Rio selalu ditangkal oleh Wang yang kemudian Wang malah memberikan suatu persyaratan agar kejadian kemarin bisa ia lupakan. "Aku tak peduli Rio, atau begini saja," ucap Wang yang sekarang tampak serius. "Apa? apa yang kau mau agar kau memaafkan aku?" tanya Rio. "Naikkan levelku ke level 80 dan rebut kembali apa yang kau hilangkan." Wang percaya jika Rio adalah gamer yang berbakat, itulah sebabnya ia meminta Rio untuk memainkan game itu. Beberapa tahun yang lalu saat turnamen game diadakan disekolahnya, Rio adalah juaranya walaupun dia belum pernah memainkan game itu, dari sana ibunya mulai memarahi Rio karena ia bermain game. "Apa? kau bercanda ya? aku tak bisa melakukannya, ibuku bisa marah mendengar aku bermain game," ucap Rio sedikit menolak. Saat mereka sedang beradu argumen tiba-tiba Lisa mendatangi Wang dan bermaksud untuk menantangnya lagi karena kemarin ia belum sempat untuk melakukan duel. "Hei! sekarang sekolah diliburkan, tak ada lagi alasan kan untuk tidak menerima tantanganku? aku masih penasaran dengan semua omong besarmu kemarin," ucap Lisa dengan tatapan sinis dan sedikit senyuman jahat. Dua orang laki-laki yang sebelumnya berdebat kemudian terdiam, sementara Wang masih memikirkan jawaban terbaik untuk menolak duel ini, karena ia masih takut jika setelah duel itu berlangsung malah dia yang dikalahkan oleh Lisa. "Hari ini aku ada janji dengan Rio, dia minta diajarkan bermain game ini, jadi aku tak bisa menerima tantangan duelmu," ucap Wang memberikan alasan. "Apa-apaan itu? kenapa tidak sekalian saja kau menunjukkannya cara berduel di dalam game, sebenarnya aku sudah tak sabar ingin membantai akunmu itu, dan sepertinya aku tidak akan kesulitan melawannya bahkan aku hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk menumbangkan akunmu itu," ucap Lisa dengan sombongnya, ia sengaja membuat Wang terprovokasi agar mau menerima tantangannya itu. Bukan rahasia umum lagi jika Wang adalah salah satu player yang sering membeli item top up, itu karena ia memang mampu membelinya bahkan beberapa bulan lalu ketika ada event kostum terbaru, dia adalah player pertama yang membelinya di server tempat ia bermain. "Kau jangan sombong ya, apa kau tak tahu akunku itu akun yang kuat, aku mendapatkan banyak item langka di dalam game, jadi tak mungkin bisa kau mengalahkan aku begitu saja," ucap Wang tak terima. "Ya ya ya, terus saja berbicara seperti itu sampai mulutmu berbusa, yang jelas ayo kita buktikan!" ucap Lisa lagi dengan sedikit memaksa. Seperti yang kita tahu jika Lisa memang sengaja mencari player yang memiliki item bagus untuk ia kalahkan dan ia dapatkan item dari orang itu, karena drop rate dari karakter seperti itu sangatlah tinggi, itu terbukti saat Lisa sebelumnya mengalahkan karakter Wang yang dimainkan oleh Rio, ia bahkan dapat merebut pedang Sagitarius milik Wang yang hanya bisa didapatkan dari top up saja. "Bagaimana ya? baiklah aku terima tantanganmu, setelah ini ayo kerumahku untuk berduel!" ucap Wang menerima semua tantangan Lisa. Lisa terlihat senang karena ia bisa berduel dengan Wang, alasan kenapa Lisa berani menantang pun karena ia pikir levelnya sekarang sudah cukup tinggi dan sudah saatnya beraksi mengambil item dari player lain. "Setelah aku menaikkan levelku di padang pasir Rajasa kemarin, kini levelku sudah berada di level 70 dan telah membuka skill baru lagi, aku sudah yakin bisa mengalahkan Wang," ucap Lisa sangat gembira. Kini mereka berdua telah masuk ke dalam game, mereka kemudian menentukan lokasi pertarungan yang akan terlerak di sekitaran danau kalajengking. "Aku curiga, kalau yang menyerangku waktu itu adalah Lisa, coba kita lihat apakah itu benar-benar Lisa?" gumam Rio yang masih mencurigai Lisa. Akhirnya Wang dan Lisa sudah berada di tempat yang mereka tentukan. Dan benar saja jika ternyata Lisa lah yang sebelumnya mengalahkan Rio, dan Rio meminta Wang untuk tidak melawannya karena itu akan sia-sia. "Benar dugaanku ternyata yang waktu itu adalah Lisa," ucap Rio. "Apa maksudnya?" tanya Wang. Belum mendapat jawaban dari Rio kemudian Lisa mengeluarkan pedang Sagitarius yang sebelumnya dimiliki oleh Wang, tetapi Wang tidak merasa terkejut karena mungkin saja Lisa mendapatkan s*****a itu dari hasil top up. "Lihat pedang yang dia gunakan, itu pedangmu," ucap Rio. "Jangan bodoh, pedang seperti itu bisa kau dapatkan dengan mudah jika mau top up, jangan lari dari kenyataan Rio, kau berkata seperti itu supaya perjanjian kita batal, kan?" tanya Wang yang tak peduli dengan argumen Rio. Sementara itu Lisa yang memakai karakter pria itu sudah sangat tidak sabar ingin mengalahkan Wang dan pastinya ia sudah sangat ingin menguasai item yang Wang miliki. "Hei Lisa? kenapa kau memakai karakter laki-laki? kau menyamar ya?" tanya Wang. Mereka sudah siap untuk berduel, Wang terlihat percaya diri walaupun sebelumnya ia takut akan kekalahannya melawan Lisa. "Karena banyak laki-laki yang akan menggoda jika aku memakai karakter perempuan," ucap Lisa. "Aku kira kau ingin menipu orang dengan memalsukan identitasmu, eh tapi kan itu memang sudah terlihat seperti penipu," ucap Wang. "Yasudah jangan banyak bicara, ayo buktikan omong besarmu itu sekarang," ucap Lisa. "Kau yakin ingin melawanku? Aku ini level 45 loh, kau tidak takut?" tanya Wang menggertak. Lisa hanya bisa tertawa mendengar Wang mengatakan hal itu. "Apa-apaan kau ini? level 45? kau lihat saja profilku, level berapa aku sekarang," ucap Lisa. "Ya, paling level 30, kan?" tanya Wang. "Tak usah banyak bicara, mari kita mulai!" Lisa teriak. Satu skill tebasan Lisa ayunkan dan berhasil mengenai Wang dengan mudah. Wang terkena damage sangat serius, level yang lebih rendah dari Lisa serta pedang Sagitarius yang Lisa gunakan menambah kuat serangan Lisa itu. "Apa? serangan apa itu? bagaimana bisa HPku berkurang 30%?" ucap Wang. "Mudah sekali, sepertinya aku akan bermain-main dulu sebentar," ucap Lisa. Wang masih terkejut karena serangan yang baru saja ia terima, biasanya orang dengan skill biasa seperti itu hanya akan memakan 10% HP dari orang yang diserangnya, tetapi saat ini berbeda, Wang merasa jika Lisa memiliki item penopang lainnya, padahal level mereka lah yang membuat serangan Lisa sangat kuat. "Sebenarnya apa yang kau lakukan? kenapa bisa sekuat itu?" tanya Wang. "Kau lihat saja level karakterku," Lisa kembali melayangkan serangkaian combo skill yang ia kuasai. Wang terkejut kerena Lisa saat ini sudah mencapai level 65 yang mana player dengan level itu berada di deretan gelar bintang dua. "Apa? pantas saja sangat kuat, ternyata kau sudah lebih tinggi dariku? bagaimana bisa? kau berasal dari server berapa?" tanya Wang terkejut. "Aku dari server lima dan aku adalah karakter dengan level tertinggi yang kelima, dan aku kemari hanya untuk mendapatkan item yang sulit aku dapat di serverku, karena player di sana mengandalkan uangnya untuk menjadi kuat," ucap Lisa, lalu sekali lagi melancarkan serangan combo ke arah Wang yang membuat seluruh bar HP Wang tersisa 5% saja. Tak bisa berbuat banyak akhirnya Wang pun harus menerima kekalahan di tangan Lisa, kini ia harus menyerahkan salah satu item miliknya karena kekalahan yang ia alami. "Jadi cara bermain mu seperti itu ya? kenapa kau tak mau membeli item top up?" tanya Wang penasaran. Sebenarnya orang-orang yang memainkan game ini adalah orang dengan taraf kehidupan yang tinggi, sehingga untuk top up di game ini bukanlah hal mustahil, tetapi Lisa memutuskan untuk tidak melakukan itu. "Menurutku, bermain game jika hanya mengandalkan uang saja tidaklah pantas disebut seorang gamers, jika kau hanya bisa kuat gara-gara uang, lebih baik kau jadi pebisnis dan jangan coba-coba menjadi seorang gamer yang mana dalam pikiranku, gamer itu haruslah apa adanya dan harus bisa kuat karena usahanya sendiri dan bukan dengan uang," ucap Lisa menegaskan tujuannya bermain game. Kata-kata Lisa membuat Rio sedikit tertegun, bagaimana bisa ia berpikir seperti itu di saat orang lain berlomba-lomba untuk menjadi yang terkuat dengan menggunakan berbagai cara. "Player gratisan, bilang saja jika kau hanya bisa menjadi player gratisan, kan?" ucap Wang yang kesal karena telah dikalahkan oleh Lisa. "Jika dengan gratis bisa mendapatkan segalanya kenapa harus membayar?" balas Lisa yang membuat Wang tak bisa berkata-kata lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN