Bagian 24 "Mira sayang, kok' kamu ngomongnya gitu sih? Kamu kapan pulangnya? Kok' enggak ngabarin Mas." Mas Hanif mendekat, lalu meraih tanganku. "Kamu masih marah pada Mas?" Aku langsung menepis tangannya. Lelaki ini masih bersikap sok baik padaku, padahal di belakang menusuk. "Menurutmu aku akan maafin kamu begitu saja? Enak bangat kamu, Mas!" "Mira! Kamu kok' tidak sopan begitu ngomongnya! Hanif ini suami kamu loh! Kamu harus sopan dan hormat sama suami kamu," sahut ibu mertua, tidak terima dengan sikapku kepada anaknya. "Suami seperti apa dulu yang harus dihormati, Bu? Suami yang kasar dan suka main tangan?" Aku tak mau kalah. "Hanif tidak mungkin berbuat kasar jika kamu tidak menyulut emosinya terlebih dahulu. Ibu tahu gimana Hanif. Hanif tidak seperti apa yang kamu tuduhkan!"
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari