MW 1

625 Kata
"Kenapa harus bertemu lagi sih? Jelas-jelas sudah move on," ucapnya dengan menyentuh kaca jendela di pesawat. Tatapan mata Agatha tak berpindah sama sekali melihat pemandangan dari atas pesawat dengan mengingat Alexander. Empat jam berlalu. Pesawat yang di tumpangi Agatha mendapatkan penerbangan sempurna. Agatha tiba di Surabaya untuk mengejar tugas dirinya di Surabaya. Banyak pekerjaan yang harus Agatha lakukan di sini. "Ricko, aku sudah sampai nih. Terus habis ini kemana lagi? Kamu enggak mau nyusul aku? Antarkan aku ke lokasinya bisa dong ya," ucap Agatha dengan memegang ponsel disana. Agatha ingat, bahwa malam ini ada perkumpulan reuni bersama teman-temannya. Ricko adalah teman kerja Agatha, memiliki rambut berwarna hitam dengan bola mata hitam dan berkaca mata minus dua. Ricko bekerja di satu tempat kerja bersama Agatha dengan posisi engineer. Setelah Agatha menelepon Ricko yang tak lain teman kantornya sendiri, dirinya pun duduk di salah satu kursi di Bandara, "Sudah di bilangin hari ini pulang ke Surabaya, kenapa kalian melupakanku, kalian ini." Celotehan demi celotehan keluar dari bibir mungil Agatha, mendengar rintik hujan dari dalam Bandara. Suara rintikan hujan terdengar dari dalam, tak lama Ricko datang dengan pakaian yang agak basah. "Ga, sorry ya ... lama." "Loh, kok kamu agak basah, Rick. Bukannya bawa mobil?" "Iya, aku bawa mobil kok. Ayo Ga, lagian hujan. Kamu masih mau datang ke reuni? Jauh lebih baik pulang, Ga." "Kenapa memangnya? Bukannya aku sudah janji mau datang ke reuni, enggak enak deh Ga. Nanti teman-teman bicarain aku." "Enggak akan kok Ga, lagipula yang datangnya juga sedikit. Hanya lima orang." "Serius? Dari puluhan yang datang hanya lima?" Anggukan dari Ricko pun terlihat di hadapan Agatha. Bagaimanapun dirinya sudah janji untuk datang ke reuni. Walaupun Ricko menahan Agatha tetap saja Agatha akan datang ke reuni. Mobil Ricko pun melaju dengan kecepatan kencang. Menuju Cafe Buttercoffee. "Yakin mau ketemu sama anak-anak? Lagipula cuma acara reuni biasa." "Yakin, daripada enggak datang sama sekali. Jauh lebih baik telat dikit, ketemu sebentar terus pamitan pulang. Selesai kan, menghargai aja sih Ricko intinya," jawab Agatha dengan mengambil salah satu lipstick berwarna nude dari tas kecilnya. "Okey, tapi mungkin sebentar. Soalnya kamu tahu sendiri besok pekerjaan kita banyak di kantor. Terlebih kamu admin, kata pimpinan banyak banget yang mesti kamu handle." "Iya sih, apalagi jadwal aku sedikit terlambat. Untung aja hari ini pulang, selepas dari reuni antarkan aku pulang ke Apartemen ya, Ricko." Tak lama mobil yang di kendarai mereka pun tiba di Cafe Buttercoffee. Agatha turun dari mobil setelah Ricko memarkirkan mobil miliknya di parkiran Cafe. Agatha dengan rambut panjangnya berjalan menuju Cafe sembaring Ricko selesai memarkirkan mobilnya. "Selamat datang di Cafe Buttercoffee, ada yang bisa kami bantu kakak?" Ucap beberapa karyawan yang menyapa Agatha saat ini dengan wajah tersenyum dan memakai seragam Cafe mereka. "Nanti saja pesannya, saya kesini mau bertemu dengan teman-teman, saya juga menunggu teman saya di parkiran mobil." Beberapa pegawai pun membalas dengan anggukan dan tersenyum, dari belakang Ricko menepuk pundak Agatha dengan pelan. Tepukan Agatha menyadarkan Agatha dari obrolan bersama pegawai Cafe Buttercoffee. "Lewat sini, tapi jangan lama-lama ya, sudah malam soalnya. Lagipula kamu juga sendirian di Apartemen. Enggak enak juga kan." "Iya-iya, cerewet banget." Agatha dan Ricko naik ke lantai atas dimana teman-temannya masih mengobrol. Dari jauh ada Anna, Alex, Dimitri dan dua orang pasangan Anna serta Dimitri. Mereka mengobrol dengan Anna yang saat ini mengobrol dengan kekasihnya. "Agatha?" Tanya Dimitri dari jauh ketika dirinya melihat wajah Agatha yang sekarang berubah menjadi manis. Agatha dengan rambut panjangnya, kini menjadi feminime berbeda dengan dahulu yang masih di bangku sekolah. "Yaiyalah, ini aku." "Duduk sini, kamu semakin cantik Agatha." "Kalian bisa saja, aku sama Ricko enggak akan lama-lama di Cafe ya, masalahnya ini jam malam. Kebetulan aku sama Ricko satu kantor jadi tugas kantor lagi padat-padatnya." "Iya deh tahu, sekarang makin sibuk." "Bisa aja Anna." Agatha mengajak Ricko untuk duduk bersama teman-temannya saat ini, dirinya pun memesan dua capuccino untuk dirinya dan juga Ricko. Ricko yang menyapa Dimitri dan juga teman-teman Agatha membalasnya dengan obrolan. Dua jam pun berlalu, Dimitri yang melihat Agatha bersiap-siap untuk pulang pun ikut pulang. Reuni mereka di tutup di jam 02.00 pagi. Agatha dan Ricko berjalan menuju parkiran mobil untuk persiapan pulang, dengan membawa satu dus kotak martabak dari Cafe, Agatha makan sembaring berjalan di sisi Ricko. "Enggak akan kemana-mana lagi kan? Besok kita kerja pagi soalnya. Lagipula sudah malam." "Iya benar, sudah malam. Thankyou ya Ricko, sudah di anterin malam-malam begini sampai Apartemen." Ricko pun memasuki mobil miliknya dengan menyalakan mesin mobil, Agatha yang memasuki mobil pun melepaskan tas miliknya dan masih memakan martabak yang ia beli di dalam mobil. Mobil Ricko pun melaju menuju Apartemen Agatha. "Besok jangan sampai kesiangan kerjanya, tahu sendiri manager kalau marah gimana. Kamu kan sering telat." "Iya deh, enggak akan. Apartemen sama tempat kerja tinggal naik motor juga sampai." "Aku cuma mengingatkan kamu saja, lagipula ini mau jam tiga pagi. Kebablasan kan kita reuni nya, harusnya tadi cuma satu jam saja reuninya dan kita langsung pulang. Sekarang sudah mau jam tiga pagi." "Enggak apa-apa Ricko. Sekali-sekali," jawab Agatha dengan memakan martabak cokelat, dirinya tertawa kecil ketika Ricko kesal kepadanya. Mobil Ricko sampai di Apartemen dimana Agatha tinggal, dirinya pun mengantar Agatha hingga blok ruangan kamarnya. "Sudah ya, aku juga mau pulang. Kamu jangan lupa mandi, sampai ketemu di kantor ya." "Ricko, terimakasih ya, sudah jemput aku di Bandara dan antar aku ke Apartemen." "Iya sama-sama." Setelah Ricko berbalik dan berjalan di sekitar lobi Apartemen menuju lift, Agatha memasukkan kartu ruangan kamarnya. Dengan memegang kantung berisikan martabak yang belum habis dan beberapa makanan lainnya. Agatha sengaja membeli minuman dan makanan dari Cafe Buttercoffee karena ia enggan memasak ketika pulang. "Akhirnya pulang juga, habis ini langsung berendam mandi, terus siapin berkas-berkas kantor sama siapin berkas-berkas kuliah." Agatha menggerakkan leher dan juga tangan miliknya, rasa pegal yang menjalar dengan mata yang mengantuk, bibir kecilnya menguap sebelum ia mandi. Jam menunjukan waktu memasuki pukul 04.00 pagi, itu pertanda Agatha tidak di perbolehkan untuk tertidur. Karena jam 07.00 pagi adalah jam masuk kantor Agatha. "Kalau tidur jam segini bisa-bisa bangun sore. Itu tandanya bolos kerja, ya ampun mana ngantuk banget ...," ucapnya dengan menguap. Agatha pun memasuki ruangan kamar mandi dengan membawa sabun pencuci wajah yang ia bawa ke Jakarta. Satu jam Agatha berendam dengan air hangat, dirinya pun mulai bersiap-siap untuk berangkat kerja pagi ini. Dengan memakai kemeja berwarna jingga serta rambut yang di ikat dengan hiasan pita berwarna hitam, Agatha pun memakai anting bunga dengan rok remple sepertiga. Dirinya mulai membereskan barang-barang seperti ponsel serta dompet hingga kosmetik yang harus ia bawa ke dalam tas kesayangannya. Dandanan minimalis Agatha dengan beberapa map berkas yang ia bawa pagi ini. Meneruskan kuliah karyawan dengan bekerja adalah cara terbaik Agatha saat ini. Dirinya pun minum s**u dengan sarapan roti yang ia beli dari Cafe dengan menghangatkannya di microwafe.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN