Mw7

1931 Kata
Dua hari kemudian. Seperti apa yang dijanjikan, waktu pun berlalu dengan pertemuan diantara mereka berdua, Mishela dengan asistant kepercayaannya Egi dan juga Axel bersama asistant dirinya Doni. Tatapan mata keduanya tak berpaling sedikitpun dengan hanya senyuman sinis dari Mishela. Duduk saling berhadapan namun berjarak, layaknya keduanya yang saling bermusuhan. Rasa cinta yang Mishela percayai kini hilang karena sifat dan watak Axel. "Ponsel pintar 6G mu sudah beredar di pasaran, selamat atas produk terbarumu. Aku sangat tahu Galatica Technology selalu sukses membawa produknya," cetus Mishela dengan membuka percakapan. "Sudah seharusnya seperti itu, maksudku bahasamu jika seperti ini membuatku bahagia. Terimakasih pujiannya, jadi bagaimana? Kau menyetujuinya bukan?" Tanya Axel dengan wajah bahagianya. Bahagia karena mendengar ucapan Mishela dengan memuji perusahaannya. Mishela membenamkan pandangannya, wajahnya menoleh dengan berpaling ketika Axel tersenyum. Seandainya Axel bisa membaca perasaan hatinya sekarang. Mishela yang tak pernah ingin kembali dengannya, "Aku seperti ini karena kau selalu menyakitiku. Asistantku akan memberikan dokumennya padamu, Egi kemari." "Begitupun denganku, Doni kemari," jawab Axel dengan Doni yang memegang sebuah dokumen. Dokumen dengan berisikan perjanjian. Axel sangat paham watak Mishela, senyumnya kembali terlihat dengan dirinya mengambil map berisikan beberapa dokumen yang ia siapkan. Persyaratan untuk seorang Mishela dengan urusan daftar yang ia buat sangat panjang. Sengaja, karena Axel sangat tahu jika Mishela tak pernah mau ingin mengalah dan menurut dengannya. "Kau licik rupanya, pakai dokumenku," ucap Mishela dengan menggertak Axel. Menaruh map berisikan dokumen miliknya dengan hati yang kesal. "Aku akan membacanya terlebih dahulu, dimana-mana pria adalah pemimpin," jawab Axel tak mau kalah. "Dasar licik." "Sudah kubilang jangan menggunakan k********r, aku sensitif mendengarnya Mishel. Aku akan membacanya, beri aku waktu tiga menit, hanya tiga menit. Aku sangat bersyukur dokumen yang kau buat ini hanya sedikit peraturannya, apa kau tak ingin membaca isinya? Isi yang aku buat, isinya sangat banyak. Kau sangat manis jika bersikap manis seperti ini," ucap Axel dengan tersenyum dengan membaca beberapa dokumen yang ia lihat. Senyuman itu kembali terlihat dengan robekan kertas yang Axel terima, kepingan kertas yang terjatuh di atas rerumputan, srak ... surat perjanjian milik Mishel di robek oleh Axel. Mishela memasang pandangan dengan mata membulat, hatinya semakin kesal dengan apa yang di lakukan mantan kekasihnya. Mantan dengan hubungan kontrak yang ia jalani bersama Axel. "Sudah tidak berlaku, tanda tangan surat perjanjiannya, dokumen milikku tentunya," ucap Axel dengan mengambil sebuah pena, pena yang ia taruh di atas dokumen untuk Mishela tanda tangani secara resmi. Mishela mengambil map tersebut dengan membacanya, "Watakmu tidak berubah, aku akan melihat isinya terlebih dahulu." Jawab Axel dengan nada pelan, "Aku menunggunya." "Peraturan pertama harus mengakui Axel Galatica adalah seorang suami bukan seorang kekasih maupun tunangan. Apa-apaan ini? Dasar licik." "Peraturan kedua, harus menuruti seluruh keinginan suami dan tidak di perbolehkan berbicara kasar atau negatif, dilarang membahas kontrak atau membahas perceraian selama melakukan perjanjian, apa-apaan ini? Kau membuat peraturan layaknya suami istri." "Dilarang selingkuh, tidak di izinkan melirik pria lain selain Axel Galatica. Kau ini apa-apaan? Surat perjanjiannya berlaku hingga setahun, sisanya terserah padamu ingin melanjutkan atau tidak, memangnya aku barangmu. Aku bukan benda mati, aku hidup." "Jika kau menyetujuinya kau bisa mencoret beberapa bagian," jawab Axel dengan menyilangkan kedua tangannya. Menunggu Mishela menandatangani dokumen perjanjian disana. "kenapa menginginkan aku kembali?" Tanya Mishela dengan menahan rasa kesal, terlebih perjanjian pria yang ia kenali membuat perjanjian layaknya suami istri. Berbeda dari kontrak sebelumnya yang hanya berisikan kontrak hubungan pekerjaan. "Karena hanya aku yang bisa membahagiakanmu, aku selalu mencintaimu, baca hingga selesai. Tanda tangani jika sudah selesai." Mishela membanting dokumen disana, suara meja dengan terdengar oleh Egi. Suara berdehem Egi pun memberikan kode, bagaimanapun suara keras yang di keluarkan Mishela bisa terdengar oleh orang lain, "Ini surat perjanjian suami istri tau, apa-apaan sih kau ini." Axel beranjak dari singgasananya, merapihkan jas dengan setelan tuksedo lengkap. Setelan jas dengan brand ternama serta penampilannya yang rapi. Aroma parfum maskulin dari brand ternama pun tercium dari jarak jauh, "Waktunya hampir selesai, Kau tahu kan aku sangat sibuk. Sean Kendrick sudah memiliki istri, aku tidak ingin reputasimu menjadi jelek di luar sana. Kau bukan wanita perebut suami orang, Terlebih produk ponsel pintar 6G dari Galatica Technology sudah launching." "Kau melakukan ini untuk kepentingan bisnismu. Dasar egois," ucap Mishela dengan menyunggingkan bibirnya, kedua tangannya menyilang dengan membiarkan Axel pergi meninggalkannya yang masih duduk di tempatnya. "Terserah, kau yang mengatakannya. Aku akan kembali bekerja, dokumen itu akan dibawa asistantku. Kau bekerja saja lagi, kau sudah berada di sisiku, jangan pernah berharap bersama Sean Kendrick lagi." "Dia memang mantan kekasihku tapi aku tidak pernah berharap kembali bersamanya. Kau ini apa-apaan, Axel," suara Mishela dengan menahan geram disana, kekesalannya tertumpah dengan menaruh pena dengan menaruhnya. Egi hanya memperhatikan Mishela dan juga Axel, dua orang anak dari pimpinan perusahaan international terkemuka. Axel tak ingin berdebat panjang apalagi jika Mishela tipekal tak ingin kalah hampir sama dengan watak dari adiknya Venus Galatica, "Terserah dengan ucapanmu, hanya aku yang bisa membahagiakanmu. Akui puteramu adalah puteraku. Akan banyak media yang melihatku, lagipula pemimpin adalah seorang pria. Mulai sekarang jadilah seorang istri yang baik." "Axel Galatica. Aku belum selesai bicaranya," suara Mishela mengeras disana. Tak lama Doni pun berjalan mendekati Mishela. Sikap Mishela hampir di luar batas, Doni sangat tahu dengan watak mantan kekasih putra dari pimpinannya. "Tuan muda Axel akan melangsungkan meeting Nona Mishel, jika sudah selesai di tanda tangani harap taruh ponsel anda. Saya akan membawanya untuk di periksa oleh Tuan muda Axel," ucap Doni dengan membiarkan kain berwarna cokelat muda di letakkan di atas meja. Menunggu Mishela meletakkan ponsel miliknya untuk di periksa oleh Tuan Muda Axel. Tidak di izinkan memiliki percakapan antara dirinya dan juga Axel Galatica terlebih membicarakan akan kontrak. Mishela menaruh ponsel miliknya, percakapan antara dirinya dan juga Axel. "Ponselku diperiksa? benar-benar seperti dulu." Doni meletakkan ponsel di sebelah Mishela, ponsel yang memang disiapkan setelah dokumen yang ia tandatangani di cap resmi dengan cap resmi Axel Galatica. "Sekarang Nona Mishela memakai ponsel dari Tuan Muda Axel, ponsel pintar 6G. semuanya akan terhubung kepada Tuan muda Axel. Jika tidak ada pembicaraan lagi, saya akan kembali bekerja." "Tidak ada Doni, saya juga tidak mencoretnya. Kata-katanya menyentuhku, jika memang mencintaiku kenapa tidak di katakan dari dulu. Pria itu benar-benar membuatku bingung dengan wataknya. Maaf Doni jika saya jujur didekatmu." "Tidak apa-apa Nona Mishela, Tuan Muda Axel sangat baik. Untuk kedepannya saya harap Nona Mishela bisa menjaga perilaku dan bahasa ketika bersama Tuan Muda Axel." Doni pun pergi membawa dokumen dan juga ponsel Mishela keluar dari ruangan. Hanya ada Egi dan juga Mishela yang berada di ruangan. Mishela beranjak dari tempatnya, langkah kakinya terhenti dengan tanpa membalikkan tubuhnya, suara datar dengan ketus terlihat disana. "Jangan katakan hal ini kepada Fredy, apa yang kamu lihat hari ini. Anggap saja kepentingan pekerjaan. Paham Egi." "Paham Bu Mishela," jawab Egi tanpa membantah. Mishela berjalan menuju ruang kantornya, gedung kantor dengan bersebelahan hotel grand international di Wilayah Jakarta. Hanya empat puluh lima menit ia berjalan bersama Egi yang mengikutinya. Helaan napasnya terlihat dengan banyak pria yang mengenakan jas dengan rapi, apalagi jika bukan para staff pegawai Axel Galatica. Mishela membuka ponsel miliknya, senyumnya sinis dengan melihat nomor yang ia lihat hanya ada seorang disana, nomor satu dengan nama lovely husband. Mishela menghela napas sabar dengan apa yang dilakukan Axel, tak lama dirinya pun menekan tombol satu dengan nama Axel disana dengan nama lovely husband. "Axel, pulangkan semua bodyguardmu, kau terlalu berlebihan. Memasang kamera cctv dimana-mana, ini kantor bukan rumah," teriak Mishela dengan kesal, ingin rasanya ia membanting handphone yang diberikan Doni untuknya terlebih handphone dari Axel Galatica. Venus hanya memegang remote disnaa dengan melihat layar monitor, "ponsel rancanganku sudah kakak berikan kepadanya?" Tanya Venus dengan masih menatap layar monitor. "Sudah, lagipula itu adalah rancangan mu bersama Galatica Inovation, biarkan dia memperbaiki cara bicara dan juga sifatnya ketika bersamaku." "Jadi maksudmu ia akan selalu melihatmu? Kak Mishel selalu seperti itu, kalian selalu bertikai tapi saling mencintai. Kakak coba lebih romantis bersamanya." "Aku bukan seseorang yang romantis, lagipula lama-lama ia akan lembut seperti dulu. Dia hanya salah paham denganku," jawab Axel dengan memperhatikan beberapa berkas pekerjaannya di atas meja kerja. "Salah paham kepada Morin? Lagipula Motin sudah memiliki suami, keluarga galatica keluarga besar. Jika ia menghadiri acara dengan cara bicara seperti itu aku pun brrpikir kembali." "Kau ingin selalu melihatnya?" "Jadi kau mengizinkanku untuk selalu melihatnya? Aku pria tahu kak, dia pasanganmu." "Kau yang merancang ponsel khusus untuknya, kemarin kau juga memprogram headset jarak jauh, kau seseorang yang tidak mudah mempercayai seseorang termasuk aku kakakmu." "Kepercayaan dizaman sekarang ini sangat susah, bahkan ketika aku mempercayai seseorang selalu saja ada yang menusukku dibelakang, apalagi kita mendesaign program untuk produk galatica." "Aku mempercayaimu Venus." "Begitupun aku yang selalu mempercayaimu, kau seseorang yang pintar terlebih kau adalah anak pertama di keluarga, tanggung jawabmu sangat besar. Semoga pasanganmu menyukai hasil rancanganku." "Kau sudah memprogramnya?" "Tentu saja sudah, Galatica Say sudah terpasang di ponselnya, tanpa ia meminta dan ia mengirimkan data, ponsel tersebut sudah otomatis mengirimkan peta lokasi kepadamu, ia tidak akan pernah bisa berselingkuh, terlrbih ponsel tersebut bisa membaca data ia akan bertemu dengan siapa, Mishel pembisnis terlebih ia sudah masuk ke keluarga galatica, ia akan selalu berurusan denganku." "Aku sudah katakan kepadamu, jangab terlalu seperti itu kepada Mishel. Ia salah paham kepadaku, ia menyangka bahwa aku yang over protektif kepadanya, Venus." "Aku akan bekerja lagi, setelah ia membuka ponselnya aplikasi akan langsung memprogram seluruh data-datanya, ponselnya akan aku periksa. Nanti akan aku beritahu kepadamu hasilnya, m kau tidak menginnginkan ia berkomunikasi dengan Kendrick kan?" "Bukan tidak menginginkan, hanya saja Sean Kendrick rekan bisnis keluarga kita, jangan ada permusuhan. Mishel mantan kekasihku, apa jadinya jika ada informasi yang tidak enak. Sekarang Mishel sudah kembali bersamaku, jadi kau juga harus menjaganya, Venus." "Aku akan berbicara kepadanya nanti, sepertinya ia salah paham kepada kakak dan juga Morin, aku mendengar percakapan kalian. Selama ini keluarga kita selalu menerimanya, mungkin saja ada seseorang yang tdak menyukai kehadiran Mishel, aku akan kembali bekerja lagi, kita akan melanjutkannya nanti." ** "Egi, jika melihat Axel, bagaimana menurutmu?" Tanya Mishela dengan menoleh ke arah Egi. Egi asistant kepercayaan Mishela dari awal ia bekerja dengannya. Wajah Egi agak terdiam dengan lirikan matanya yang tak berpindah. Dirinya lalu menghela napas dengan menjawab Mishela. "Pak Axel dia sangat baik," jawab Egi dengan ucapan suara datar. "Jangan berbicara kepada Fredy akan Axel, biar aku saja yang akan bicara dengannya." "Baik Bu Mishela, ada panggilan dari Pak Axel," ucap Egi sang asistant Mishela. "Aku akan menerima panggilannya, kamu keluar dulu dari ruanganku." "Baik Bu Mishela." Panggilan diterima, panggilan video dari Axel Galatica. Wajahnya tersenyum dengan penampilannya yang maskulin. Menatap layar LED datar dengan panggilan video bersama Mishela Rayn. "Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Axel dengan tersenyum, ia tahu Mishela masih kesal dengannya, terlebih nama yang ia taruh di handphone yang di berikan khusus untuknya. "Bagaimana pekerjaanku? Disetiap sisi kantor di pasangkan cctv, ditambah bodyguardmu selalu mengikutiku," jawab Mishela dengan berbalik bertanya. Egi masih menemaninya di sebelah Mishela dengan berdiri di dekat Led monitor datar panggilan video bersama Axel Galatica. "Sudah membuka ponselnya?" Tanya Axel. Mishela memegang handphonenya, menunjukannya di depan Axel dengan kebingungan, "Ponsel, maksudmu ini?" "Aku akan memperkenalkannya krpadamu, ini adalah rancangan Venus adikku, ketika kau membuka ponselnya maka kau akan langsung terhubung bersama Galatica Say, program akan membaca ketika kau menginginkan sesuatu, cukup berbicara dan program akan memilihkan aplikasi & informasi yang kau butuhkan tanpa menyentuhnya, jika kau menginginkan mengirim pesan, keypadmu akan otomatis mengetiknya untukmu hanya dengan berbicara." "Sebentar aku akan membukanya, ini rancangan Venus? Adikmu itu memang pintar, dia apa kabar?" Tanya Mishela dengan masih tak menyangka dengan hasil rancangan keluarga galatica. Handphone series terbaru dengan beberapa fitur kemudahan untuknya bekerja sebagai seorang pengusaha. "Dia sangat baik, saat ini ia sedang meneliti aplikasi terbaru," jawab Axel dengan cepat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN