Azki Pov
Anjrit, gue di tolak! Jangan - jangan si Rezi main pelet nih. Kenapa abang pake ngenalin Dea sama Rezi sih... sekarang gue jadi diabaikan, resek!
Pulang dari rumah Dea gue langsung nyusul anak-anak koas yang lagi ngumpul di Amigos. Kalau langsung pulang bisa kepikiran nih gue ditolak sama si Dea.
Nggak bisa dibohongin perasaan gua kesel banget tadi, bahkan sampai sekarang.
Menurut perasaan gue, gue sih nggak terlambat ya suka sama Dea, cuma memang dasar aja tuh si abang pakai ngenalin Rezi sama Dea segala dan itu membuat peluang gue turun sekian persen.
Sampai di Amigos gue langsung bergabung sama temen-temen gue, nggak banyak yang datang hari ini soalnya masih ada yang bertugas di UGD jadi yang bisa-bisa aja dan kebanyakan yang cowok.
"Muka Kenapa itu muka, coba dikondisikan dulu dah jangan kayak orang habis kalah judi online," sapa si Ucok yang melihat muka suntuk gue.
"Bacot! suntuk nih gue."
"Suntuk kenapa, nggak punya pacar? Reni pernah nanyain lo tuh Ki..." sahut Boni.
"Ambil aja buat lo."
"Resek ... yang lo nggak demen baru kasih ke gue ya," sahut Boni dengan sedikit nada kesal. Biasanya kalau sudah begitu gue pasti menanggapi si bon - bon ini, tapi gue lagi nggak mood, gue masih kepikiran Dea.
"Come on bro...malam minggu jomblo sama lah kayak kita - kita...tunggu koas berakhir kita mulai merajalela lagi."
Gue nggak terlalu mendengar ocehan mereka, biasalah omongan receh mereka memang hanya buat hiburan dokter koas yang mulai stres dengan jadwal yang padat dan omelan dokter pembimbing kalau membuat laporan yang tidak sesuai yang diinginkan. Tapi otak gue memang lagi korslet kayaknya nih, huh Dea...lo bikin hati gue berantakan tau nggak!
"Gue cabut dulu ya," Pamitku.
"Ntar dulu dooong, minuman aja belum mesen udah main cabut aja," Komen Achdan.
"Pusing gue, mau pulang aja...tidur!" Gue berdiri dan langsung melambaikan tangan sekenanya tanda akan jalan duluan.Nggak tahu ngapain juga gue kesini tadi ... sekarang gue malah mau pulang.
Gue benar - benar pamit dari Amigos, badan boleh disana tapi pikiran entah dimana.
Sudah jam dua belas lewat gue sampai di rumah, sepi. Ya iyalah sepi, cuma satpam yang masih melek jam segini.
Gue langsung naik ke kamar dilantai dua, kamar gue persis di sebelah kamar Kana. Gue masih dengar suara gitar dari kamarnya, ternyata dia belum tidur juga, tapi mungkin dia nggak patah hati kayak gue. Elaaah...patah hati ya gue? Tega banget sih lo sama gue De, udah gue jaga - jaga dari dulu nggak gue pacarin karena gue takut kita sampe putus ... eh lo malah pake ikut naksir si Rezi, nggak asyik banget sih lo!
*
Dea Pov
Aku hempaskan tubuhku di atas kasur single yang nyaman ini. Tapi perasaanku tidak senyaman itu. Aku masih kepikiran dengan pembicaraanku sama mas Azki tadi.
Kok bisa - bisanya dia bilang sayang dan minta aku jadi pacarnya, ke mana aja dia selama ini sama mantan - mantannya itu, bahkan dari sma aku sudah mengharap diliriknya tapi tidak terjadi, mungkin karena aku masih sma dan dia anak kuliahan makanya aku di cuekin bahkan selalu jadi bulan - bulanannya?
Kenapa sih saat aku punya pacar sekarang dia malah bilang suka?
Huufft... sudah jam sebelas lewat sekarang, aku tidak bisa tidur. Barusan dari jendela kamar aku lihat mobil daddy masuk halaman rumah, mereka baru pulang.
Setelah puas telentang, tengkurap, nungging dan akhirnya duduk dikarpet kamar, aku membuka hape yang dari tadi hanya diam. Aku klik nama mas Azki, untuk masuk ke dalam room chat. Terakhir dia chat aku enam bulan yang lalu dan tidak aku hapus, perhatian aja nggak pernah kok bilang suka sih?
Aku mencari nama Mela, my besties.
Me
Mel ... udah bobok nggak?
Tidak perlu waktu yang lama Mela langsung membalas,
Mela
Belum, baru pulang nonton sama Andri. Napa shay?
Me
Mau curhat.
Mela
About?
Me
Mas Azki
Mela
Astaga...masih aja, kirain mas Rezi.
Kenapa, dia ngeledek lo lagi?
Me
Bisa telpon aja nggak? susah ngetik.
Mela
Bentar gue mau ambil minum dulu, nanti gue yang telpon.
Me
Oke, gue mau ganti baju juga.
Aku beranjak dari tempat tidur, mengambil piyama dari dalam lemari dan berganti di kamar mandi karena bisa sekalian membersihkan muka dan sikat gigi.
Ketika sudah selesai, aku kembali lagi ke tempat tidur ternyata sudah ada misscall dari Mela dua menit yang lalu.
Aku langsung membalas panggilan tak terjawab dari Mela tadi.
"Sorry, baru abis dari kamar mandi," ucapku ketika panggilan sudah diterima Mela.
"Gimana...gimana, kenapa mas Azki?" Mela kelihatan kepo maksimal, padahal sudah bertahun - tahun aku cerita soal mas Azki dan dia tidak pernah bosan.
"Gue ketemu dia di acara keponakan keponakannya."
"Anak abang Wika itu?"
"Iya."
"Terus, diledekkin apa lo hari ini?"
"Nggak ada."
"Yaah... nggak seru."
"Dia minta gue jadi pacarnya."
"Whaaatt? Itu mas Azki yang ngomong?"
"Iyaaa."
"Pingsan nggak lo?"
"Hampirrr... ya Allah Mel."
"Kok bisa...mas Rezi nggak denger Beb?"
"Mas Rezi udah pulang duluan karena ada acara. Gue dianterin mas Azki pulang."
"Dia serius ngomong atau iseng De, bukannya dia biasa ngisengin elo?"
" Gue nggak ada ide kalo itu."
"Terus lo jawab apa?"
"Gue tolak, emangnya gue cewek murahan apa Mel ... jelas - jelas gue punya pacar, masak malah nerima dia."
"Tapi kan lo udah suka sama mas Azki dari lama."
"Ya lo tahu lah track record dia, tadi aja di PS ada yang nyamperin, nggak taunya mantan mas Azki... baru sekali jalan udah ada mantan, gimana jalan lamaan dikit Mel."
"Iya juga ya.... tapi kan worth it De...dapatnya Azkiasa gitu lho."
"Gue nggak suka gonta ganti pacar Mel, satu ya satu. Gue serius sama mas Rezi, kan lo tahu besok gue mau dibawa ke rumahnya. Kalo udah dikenalin ke orang tua kan nggak main - main Mel."
"Iya sih. Lagian mas Azki juga nggak jelas...masak tiba - tiba dia ngajak lo pacaran. Jangan - jangan dia gabut trus iseng ngajak lo pacaran. Emang dia lagi jomblo De?"
"Ngakunya sih gitu."
"Yaudah... fix dia cuma nge prank lo aja. Besok - besok dia bakal usilin lo lagi dan udah lupa sama kejadian hari ini."
"Gue rasa juga begitu," jawabku sedikit kecewa.
"Ah mas Azki... ganteng - ganteng tapi nggak bisa setia sama satu orang. Salah suka sama orang kayaknya lo De."
"Kayak nya sih gitu. Ya sudah lah, lupain aja. Lagian gue udah punya mas Rezi kan?"
"Yakin De?"
"Hmm.."
"Jangan ragu gitu..."
Aku tidak bisa menjawah...Apa iya?