Amel melirik Marko yang menatapnya dengan tatapan tajam lelaki itu. Amel tidak berani untuk menatap pada Marko. Rasanya lelaki itu ingin menelanjangi dirinya sekarang. Amel takut untuk terlalu dekat dengan Marko. Apalagi dia itu sama saja seperti Hansel. Tidak ada ubahnya. Mulutnya tajam dan juga suka bermain wanita sana sini. “Kak Marko! Sudahlah. Jangan menatap dia seperti itu. Kakak tidak bisa melihat dia sepertinya dia takut pada Kakak.” Hana menegur Marko yang menatap terus pada Amel. Marko tertawa kecil. “Kenapa takut? Lagian aku tidak akan menyakitimu Amel. Aku hanya mau memerhatikan wajah cantikmu yang sangat luar biasa sekali. Kau memang cantik ya, kenapa tidak aku saja yang menikah denganmu? Tentu saja aku mau menikah dengamu.” Ucap Marko yang akan mengambil satu juntai rambu