"Dan bukan kah, dalam mencari pasangan itu, yang paling penting adalah sisi agamanya, Celi?" Celia menarik rambutnya sendiri. Saking kesalnya karena kata-kata Rizy terngiang-ngiang dikepalanya. s****n sekali bukan? Ya, ia tahu kalau urusan berdebat, Rizky selalu menang. Maksudnya, lelaki itu selalu punya celah untuk memenangkan hal semacam itu. Dan itu menyebalkan sekali menurut Celia. Celia menghela nafas panjang. Kemudian menggosok rambutnya yang masih basah. Ini sudah pukul sebelas malam ketika ia akhirnya tiba di hotel. Rizky? Lelaki itu berada di kamar sebelahnya. Mereka tak mungkin satu kamar bukan? "Jarak itu bukan alasan karena kita sendiri lah yang membatasi diri." Haaaaah. Celia merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia sangat paham akan apa yang dikatakan Rizky. Tapi sungg