"Kamu kemana aja?" Mamah Sekar menghadang putranya yang baru saja memasuki rumah, pada pukul enam pagi. "Kamu dari mana hah?" tanya mamahnya lagi. Abijar menjatuhkan diri di atas sopa. "Abi cape banget, mah." "Kamu kenapa enggak angkat telponnya mamah?" "Abi lagi enggak bisa angkat telpon mah. Lagi pusing banget." "Tapi masalhnya, Axel sama Rindu pulang ke bandung!" A-apa! Abijar mematung. "Nak, malam Axel dan Rindu pulang. Mamah cemas sekali, karena mereka enggak terlalu banyak bicara. Axel keliatan aneh, dan seperti nangis gitu." Abijar masih saja terdiam. Kedua tangannya meengepal erat. Kedua matanya terasa memanas. "Mah...," dia menatap Sekar dengan kedua bendungan itu luruh begitu saja. "Ada apa nak?" "Axel dan Rindu sudah tahu, kalau ...," Sekar menutup kedua mulutnya. Ia