BAG.3

1032 Kata
    Aku duduk di salah satu bangku yang berada di rooftop garden rumah sakit ini. menghirup banyak-banyak oksigen kedalam paru-paruku. Merasa sangat sesak dengan banyaknya pikiran yang terus berkecamuk di otakku, terutama Granma. Apakah Granma akan baik-baik saja dan sehat seperti semula? Aku sangat takut dan belum siap kehilangan Granma. Baru saja aku memulai tahun-tahun bahagiaku karena merasa dicintai. Tanpa sadar air mataku menerobos keluar dari mata, padahal aku sudah mati-matian menahannya.     “sedang apa seorang gadis cantik menangis sendirian disini?” aku sangat terkejut karena suara itu terdengar sangat dekat di belakangku. Suara langkahnya tidak terdengar sama sekali.     “aku tidak menangis, mataku kelilipan debu” aku mengusap mataku.     “apa ada keluargamu yang mati disini?” tanyanya yang membuatku melotot marah.     “jaga ucapanmu Tuan! Dia masih hidup!” dia memejamkan matanya sambil menghirup napas.     “sungguh aroma yang menggugah selera” aku tak mengerti apa yang dia ucapkan.     Aroma apa? Tak ada bau apapun yang kucium dengan hidungku. Lagi-lagi aku bertemu dengan orang aneh lagi. Aku lebih baik pergi dari pada berurusan dengannya.     “kau mau kemana cantik? Aku belum selesai denganmu” dia menggenggam lenganku sedikit kuat.     Aku terkesiap. Bagaimana bisa dia menyusulku secepat ini? aku bahkan tidak mendengar langkah kakinya mendekat kearahku.     “lepaskan tanganku Tuan. Aku harus menjaga Granmaku”     “Granma? Biarkan saja wanita tua itu. dia hanya menunggu kematiannya” ucapnya sambil menyeringai.     “dia tidak akan mati! Sudah kubilang jaga bicaramu!” aku terus meronta-ronta agar dia melepaskanku. Dalam sekejap dia menempelkan tubuhku ke dinding.     “apa? Kenapa bisa..” aku melihat kiri kananku. Tadi aku berdiri sangat jauh dari tembok, tapi kenapa sekarang dia memepetku di tembok? Dia juag menahan kedua tanganku.     “kalau begitu kau yang mati? Aroma tubuhmu menguar cukup kuat. Aku tidak tahan untuk mencobanya”     “jangan coba-coba melecehkanku! Aku akan berteriak!” dia tertawa seperti orang gila. “ini sudah malam. Siapa orang yang akan datang kesini selain kita. Hm?”     Aku melihat warna matanya sedikit berubah. Yang tadi berwarna abu-abu perlahan berubah menjadi sedikit merah.     “t-tu-tunggu...” dia semakin mendekatkan wajahnya ke leherku. Sial!     “apa yang kau lakukan disini?”     Aku menengok kearah pintu yang terbuka di sebelah kiriku. Dean, syukurlah dia datang di waktu yang tepat. Dean membuka pintunya lebih lebar lagi dan berdiri di sebelahku sambil menatap tajam kearah orang m***m di belakangku.     “manusia pengganggu” bisiknya dengan sangat pelan.     “pergi baik-baik atau aku akan melaporkanmu, atau..” Dean menatapnya dengan sangat bengis. Begitupun orang itu menatap Dean, tapi raut mukanya segera berubah.     “kau.. bekerja untuk the Hunters?” dia begitu tampak ketakutan.     “pergilah. Atau aku akan memanggil mereka kesini”     Tanpa banyak bicara lagi dia langsung pergi lewat pintu yang dibuka oleh Dean. Aku mendesah lega karena tidak jadi korban pelecehan oleh orang asing.     “siapa dia? apa itu the Hunters?” tanyaku pada Dean.     “aku tidak tau apa yang dia maksud”     “aku dengar jelas dia menyebut the Hunters. Aku juga melihat matanya berubah dari abu-abu menjadi agak kemerahan” aku mengerutkan keningku.     “mungkin dia orang mabuk”     “ah! Iya juga! Dia juga mengatakan hal aneh tentang aroma tubuhku. Ternyata orang itu mabuk. Syukurlah kamu datang Dean..”     “sudah kubilang kan jangan berkeliaran malam hari. Kamu tidak akan tau apa yang akan terjadi padamu jika aku tidak datang”     “aku hanya butuh udara segar. Aku sudah tidak apa-apa sekarang. Kenapa kamu tinggalkan Granma sendirian disana” aku berjalan lebih dulu. Dean mengedarkan pandangannya ke sekeliling rooftop, memastikan tidak ada lagi yang berada di sini.     “kamu gak ikut?” aku menyembulkan kepalaku dibalik pintu. Dean pun akhirnya mengikuti dari belakang setelah memastikan semuanya aman. ***     Pagi ini aku menunggu hsil tes medis Granma. Uncle Mike juga sudah datang sejak tadi pagi, sedangkan Dean masih tertidur di sofa. Aku menunggu dengan cemas, berharap hasilnya baik-baik saja tanpa suatu penyakit apapun.     “bagaimana kabarmu Kim?”     “aku baik-baik saja Paman. Aku mencemaskan kondisi Granma saat ini”     “dia akan baik-baik saja. aku yakin itu”     “apa ada keluarga dari Nyonya Lilie?” tanya seorang perawat. Aku ingin menjawab bahwa aku keluarganya, tapi Uncle Mike sudah lebih dulu menjawab. Dia mengikuti suster itu menuju ruang dokter yang menangani Granma. Aku hanya bisa berharap yang terbaik untuk Granma.     “apa Granma sudah bangun?” Dean sedang menggeliat.     “dia sedang diperiksa dokter dan Uncle Mike mendampinginya disana”     “oh? Papa sudah datang rupanya. Kamu sudah makan Kim? Mau kubelikan makanan?”     “tidak usah. Aku sudah makan, Papamu juga membawakan makanan untukmu”     Uncle Mike sudah keluar dari ruangan dokter. Aku dengan cepat menghampirinya.     “bagaimana keadaan nenek, Uncle? Apa dia baik-baik saja?”     “ayo kita duduk dulu” Uncle Mike mengajakku duduk di sofa.     “jadi bagaimana?” tanyaku tidak sabar.     “Mom baik-baik saja, tapi dia harus mendapat perawatan dari rumah sakit yang lebih besar dan peralatan medis yang lengkap”     “sebenarnya Granma sakit apa Uncle?”     “dokter mendiagnosisnya menderita degeneratif syaraf.  Mom tidak akan bisa bergerak dengan bebas jika tidak ditangani dengan baik” aku diam mendengarkan Uncle berbicara.     “Kim, aku harap kamu tidak keberatan jika Granma kubawa ke kota. Disana rumah sakit dan fasilitas terapi untuknya lebih lengkap. Tentu saja kamu bisa tinggal di rumah itu selama kamu mau”     Hatiku terasa hancur begitu aku harus berpisah dengan Granma. Lagi-lagi aku akan ditinggal sendirian.     “apa Granma akan lebih baik disana?”     “tentu saja kami akan merawatnya dengan baik, dia adalah ibuku. Aku tak mungkin membiarkannya sakit. Kau juga bisa mengunjunginya kapan saja”     “baiklah. Ini demi kesembuhan Granma” ***     Sudah dua hari aku tinggal sendirian di rumah ini. Aku rindu Granma, aku rindu minum teh bersamanya sambil memakan kue vanilla buatan Granma. Aku kesehatan Granma bisa lebih baik supaya dia bisa cepat pulang kesini. Kurogoh saku jaketku sebelum memasukkannya kedalam mesin cuci. Aku menemukan beberapa lembar dolar dan kartu nama dari Agensi NIS. Tunggu!     Alamat ini berada di kota yang sama dengan Granma tinggal sekarang, kota Vellozyie. Jika aku tinggal di daerah yang sama, aku bisa bertemu dengan Granma!     “baiklah aku akan datang besok ke agensi ini!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN