"Hallo, Cantik!" "Mama? Akhirnya mama datang juga, perban Cecil mau dibuka sama Dokter Hilda!" Ada perasaan haru menyeruak dalam hati Andhara, matanya berkaca-kaca lalu mengelus lembut pipi Cecil. "Kenapa harus nunggu Mama?" tanya Andhara lembut, matanya sudah memanas luar biasa, ia ingin menangis! "Karena mama orang pertama yang pengen Cecil lihat!" gumannya penuh semangat. Andhara sontak memeluk gadis itu erat-erat. Air matanya sudah sukses menitik. Tini pun juga demikian, air matanya menitik melihat bagaimana cucunya itu begitu menyayangi sosok Andhara. Hanya Yudha yang bertahan untuk tidak menitikkan air mata, ia menengadahkan kepalanya supaya air matanya tidak menitik, matanya sudah memerah luar biasa. Andhara menjerit pedih dalam hati, harapnya hanya satu, penglihatan Cecilia