"Boleh saya panggil Dokter 'mama'?" Andhara tertegun dengan permintaan itu, ia sontak menoleh dan menatap Yudha yang tampak sama terkejutnya itu. Tini hanya tersenyum dan mengangguk. Melihat itu Andhara kembali menatap Yudha. Laki-laki itu tersenyum simpul lalu dengan mantab menganggukkan kepalanya. Andhara tersenyum, ia kemudian mengelus lembut pipi Cecilia. "Boleh kok, Dokter tidak keberatan," jawab Andhara lembut. "Hore, akhirnya Cecilia punya mama!" pekik gadis kecil itu gembira. Hati Andhara mencelos, ia begitu prihatin dengan gadis kecil itu. Iya tidak berdosa, kenapa kemudian dia yang harus jadi korban ibunya? Andhara mengelus lembut pipinya, senyum mengembang di wajah gadis itu. "Cecilia mau makan lagi? Mama suapin mau?" Andhara sedikit bergetar menyebut dirinya mama. Mama? A