Zeline mengelus dadanya saat sudah berada di dalam mobil. Tanpa sadar, air matanya mulai menetes. Dia menyesal karena sudah mendatangi Aksa. Ternyata semua ucapan Aksa kemarin tidak ada benarnya karena dia sudah mempunyai kekasih yang jauh lebih cantik dari Zeline. “Hufh!” Zeline mendesah dengan menghembuskan napasnya secara kasar untuk mengurangi beban di dadanya. “Aku harus bisa melupakan Aksa,” gumamnya sendirian, seakan memberikan kekuatan kepada tubuhnya yang terlihat rapuh. Mendengar kata kata manis Aksa kemarin membuat Zeline tersenyum manis tetapi saat dia mengingat ucapan Aksa tadi, semuanya langsung sirna dan yang tersisa hanyalah rasa perih dan kecewa. Tanpa terasa, empat tahun sudah Zeline menimba ilmu di fakultas ternama yang ada di Negara Jerman. Akhirnya, proses wisuda