“Ahh,” desah Zeline di sela sela ciumannya. “Udaaahhh, Aksa,” desah Zeline seraya mendorong tubuh Aksa agar menjauh darinya karena dia yang sudah kehabisan napas. “Kamu mau membunuh aku?” ucap Zeline dengan napas yang tersengal seraya membenahi penampilannya kembali. “Maaf, sayang. Aku terlalu menikmatinya,” ucap Aksa tanpa merasa bersalah sedikitpun, yang ada hanyalah wajah bahagia dibalik senyuman manis di wajahnya yang sangat tampan itu. “Aku bisa habis kalau morning kiss saja seperti itu,” dengus Zeline dengan kesal. Aksa hanya tertawa mendengar omelan Zeline yang menurutnya lucu. Mereka memasuki ruangan meeting. Untuk pertama kalinya Zeline menemani Aksa. Zeline menyapa ramah kepada seluruh karyawan saat Aksa memperkenalkan dirinya sebagai sekretaris pribadinya. ‘Dasar Aksa, ada