Memasuki kembali rumahnya, Shaba menghirup dalam-dalam oxygen di dalam rumah besar yang selama ini ia tempati. Rasanya begitu menyenangkan ketika bisa kembali ke rumah. Alina yang masih memapah lengan sang suami tersebut—melihat wajah sang suami yang sudah kembali hidup. Pria itu sempat membuatnya ketakutan setengah mati ketika hanya keputus asaan yang tergambar dari wajahnya selama beberapa hari terakhir—setelah kembali membuka mata. Melihat Shaba yang sekarang, membuatnya bisa menghela nafas lega. Seperti inilah sang suami seharusnya. Pria yang selalu mempunyai semangat tinggi. “Selamat datang kembali, Tuan.” Empat orang asisten rumah, berjalan tergopoh menghampiri sang pemilik rumah yang beberapa lama menginap di rumah sakit. Shaba mengangguk dengan senyum. Ia juga merasa sedang akhirn