Wania itu saling tatap. Lalu kembali menatap ke bianglala yang gerakannya mulai lambat. Dan tak lama kemudian berhenti. "Nah sudah selesai!" Risman tersenyum menatap kearah bianglala. Matanya tak lepas menatap ke arah kotak tempat Zia berada. Tatapannya tetap di sana sampai Zia keluar. Zia tampak menatap ke arahnya. "Kalian mau naik, silakan." Risman menunjuk ke arah bianglala itu. Risman melihat ke arah Zia yang menatap ke arahnya. Gadis mungil kekasih hatinya itu berjalan cepat ke arahnya. "Paman mau naik sama mereka ya?" Mata Zia melotot ke arah kedua gadis itu. Risman tersenyum, kepalanya menggeleng. Rasa cemburu Zia kadang tidak bisa diatur. Kalau Zia cemburu, langsung saja Zia bertanya. "Tidak, Sayang. Ayo kita pergi. Kalian ingin naik apa lagi? Aku permisi ya." Risman menganggu