"Paman tidak kangen aku ya?" Zia berseru nyaring kesal dengan Risman yang tertawa. "Kangen, Sayang." Risman menjawab cepat sebelum kadar marah Zia bertambah tinggi. "Tapi masih bisa tertawa." Zia mencibirkan bibirnya kesal kepada Risman. "Tertawa itu ungkapan dari kangenku, Sayang." Bujukan Risman kepada Zia semakin nyata, agar gadisnya tidak bertambah marah. Karena niatnya memang hanya ingin menyenangkan hati gadisnya itu. "Masa?" Mata Zia melotot tidak percaya dengan ucapan Risman. "Benar, Sayang. Aku kangen tapi masih bisa tertawa, itu kan bagus artinya." Risman tersenyum sambil membujuk Zia. Bujukan yang bermuatan rayuan, penuh kasih sayang dan perhatian. "Aku kangen sedih. Kenapa ya? Apa yang salah dengan diriku?" Zia merasa ada yang tidak beres dengan hatinya, karena merasa