Part 2

1183 Kata
Part 2 "Jadi tahu tugasmu kan? Mulai saat ini kau harus mengasuh bayiku, ingat dia segalanya bagiku, jangan sampai terluka atau apapun yang membahayakan dia, mengerti!" Agnes mengangguk, entah mengapa ia selalu saja suka pada bayi, harum bayi, bedak, mulut bayi yang terbuka, juga aromanya saat baru bangun tidur. "Boleh saya bertemu siapa nama bayi Tuan?" "Sheela namanya, ikut aku, tadi Edna aku suruh duluan ke kamar Sheela, saat ini anakku hanya diasuh oleh Edna, lama-lama aku kasihan pada pelayan senior itu karena dia terlalu banyak tanggung jawab di rumah ini, dan jika Sheela tak mau padamu maka, maaf kau tak akan ditempatkan di sini." Mata Agnesia terbelalak. "Lalu saya harus ke mana Tuan?" "Menjadi pelayan pribadiku!" Dan Aldric melangkah meninggalkan Agenesia yang mengekor di belakangnya. Agnesia menggeleng-gelengkan kepalanya, ia ngeri dan tak ingin jadi orang yang ada di dekat Aldric laki-laki dingin dan aneh yang terkadang terlihat jahat, terkadang melow, terkadang sadis, meski ia baru di rumah makan mewah itu baru beberapa minggu tapi cerita tentang Aldric sudah banyak yang tahu. Sesampainya di kamar Sheela ingin sekali ia menjerit senang karena bayi cantik dengan sorot mata bening meski terlihat lelah telah membuatnya merasa seolah ia berada di tempat paling aman dan nyaman. Bayi mungil itu sedang di gendong oleh Edna dan terlihat jika sedang tidak baik-baik saja, matanya terlihat berair. "Sini, masuklah kemari, ini yang harus kamu jaga, ini bayiku, dan jika dia ada apa-apa atau lecet sedikit kau akan aku penjarakan." "Baik, akan saya jaga Tuan, Anda tak usah khawatir, dan ..." "Tidak usah banyak bicara, tanya semua hal pada Edna tentang kebiasaan Sheela atau apa saja tentang Sheela karena kau akan berada dekat bayiku dalam waktu lama." "Baik Tuan." "Hai haaai ... Maleeva!? Astaga kenapa mirip sekali? Atau dia adik Maleeva?" Seorang wanita cantik, paruh baya dengan pakaian yang terlihat mahal dan mewah, terlihat kaget luar biasa melihat keberadaan Agnesia. Agnesia hanya bisa menatap bingung dalam pikirnya, siapa Maleeva? Lagi-lagi Maleeva. "Keluar Mama! Aku nggak mau berurusan terlalu sering dengan Mama, tidak ada urusan Mama berlama-lama di sini! Dia bukan Maleeva atau siapapun! Tidak usah ungkit luka itu lagi." "Kau selalu menuduh mama yang melakukan hal keji, harusnya kau sadar jika wanita miskin itu mati karena nasibnya sendiri, karena sebelum melahirkan pun ia mengalami perdarahan hebat." "Bukan Mama yang menyuruh dokter kandungan itu membunuhnya?" "Aldric! Mama bukan pembunuh, berhenti berpikir tentang hal tak masuk akal! Sejak awal dia memang tak cocok denganmu, meski cantik dia miskin, norak, tak tahu aturan, makanya aku tak pernah membuat dia benar-benar jadi istrimu dan saat ia akhirnya mati ya bukan salah mama, salahkan takdir!" Dan tangisan Sheela membuat pertengkaran itu berakhir. Agnes segera meraih Sheela dari tangan Edna dan menggendongnya agak menjauh dari arena pertengkaran dan menepuk-nepuk lembut punggung Sheela sambil bersenandung hingga Sheela terdiam dan menempelkan kepala mungilnya pada bahu Agnes. "Pulanglah, Mama tak dibutuhkan di sini!" "Kau akan menyesal! Karena pernah mengusir aku!" Paula keluar dari kamar cucunya dan bergegas pulang. Aldric mengembuskan napas, mengingat kembali Maleeva seolah ia akan ikut mati bersama wanita yang ia cintai, wanita yang memukaunya saat sopirnya tak sengaja menyerempet wanita itu, ia yang entah mengapa ikut turun saat itu tujuannya satu hanya ingin memarahi wanita yang telah mengganggu perjalanannya tapi malah ia terpana pada wajah cantik Maleeva, ia akhirnya mengantar gadis itu ke dokter dan sejak saat itu mereka seolah tak terpisahkan, ia juga baru tahu jika Maleeva bekerja di salah satu butik setelah hubungan keduanya semakin dekat, hingga tak terasa benih cinta muncul diantara mereka tapi Maleeva tak pernah memberi tahunya di mana rumahnya, ia hanya memberi tahu jika ia dan teman-temannya tinggal di sebuah rumah kontrakan. Suatu saat mama Aldric akhirnya tahu hubungan yang dianggap tak pantas itu segera menghalangi keduanya karena dirasa mustahil. Aldric yang anak orang kaya sementara Maleeva tak jelas anak siapa. Aldric tak mau membuang waktu ia segera membawa kekasihnya menjauh dari semuanya hingga hubungan terlarang terjadi dan Maleeva hamil, mau tak mau Aldric membawa pulang ke rumah pribadinya dan pernikahan sederhana dilangsungkan tapi sejak itu pula Maleeva mendapat bermacam teror meski tak serumah dengan ibu mertuanya, ada saja benda-benda kiriman mengerikan, binatang yang dibunuh secara sadis. Selama hamil Maleeva benar-benar ketakutan karena seolah teror itu tiada henti meski pengamanan telah diperketat. Hingga usia kandungan Maleeva semakin besar dan waktunya melahirkan. Cobaan kembali datang Maleeva mengalami perdarahan hebat dan entah bagaimana tiba-tiba saja mama Aldric hadir menawarkan bantuan pada Aldric yang panik. Maleeva saat itu dibawa ke rumah sakit milik teman mama Aldric, Gabi Wanita yang akan dijodohkan dengan Aldric dan setelah melahirkan ternyata jiwa Maleeva tak bisa ditolong, Maleeva meninggal setelah bayinya berhasil diselamatkan, ia belum sempat melihat bayi cantiknya namun takdir ternyata relah memisahkan mereka. Aldric bagai kesetanan, ia mengamuk dan meraung, sejak saat itu ia menjadi tak normal, emosinya sering tak stabil, sampai Aldric harus menjalani terapi pada seorang psikiater, minum obat sesuai dosis dan harus menjauh sementara dari bayinya meski kadang ia sering mencari anaknya juga wanita yang sangat ia cintai. Hingga enam bulan lamanya Aldric baru bisa menghirup lagi warna kehidupan secara normal. Saat pertama kali ia bertemu bayinya yang kala itu sudah berusia enam bulan kembali ia meraung menangisi cintanya yang terkubur bersama jasad sang kekasih, Edna sang pengasuh sempat takut menyerahkan Sheela pada Aldric tapi dokter yang mendampingi Aldric menyuruhnya untuk menyerahkan Sheela namun tetap harus didampingi. Tangis Aldric reda, ia ciumi bayinya sambil mendesiskan nama Maleeva. "Dia Sheela, Tuan, kan dulu Tuan ingin nama itu untuk bayi cantik Tuan." Dan Aldric hanya mengangguk. Kini setelah beberapa waktu berselang Sheela berada di gendongan Agnesia dengan nyaman, Aldric seolah dejavu bagai melihat Maleeva sedang menggendong Sheela. "Maleeva." Kembali Aldric mendesiskan nama itu, Agnesia menoleh. "Maaf kalau boleh tahu, dia siapa Tuan? Mengapa semua bilang saya Maleeva, saya Agnes, Agnesia Geraldin, saya yakin ini ada yang salah." Aldric mengangguk, ia usap kasar wajahnya dan menyadari jika ia akan selamanya sulit melupakan wanita lembut yang sangat ia cintai. "Dia, istriku." Lirih suara Aldric. "Oh, maaf kalau begitu Nyonya pasti cantik ya Tuan, ini bayi Tuan cantik sekali." "Yah, dia cantik, lembut, dan aku sangat mencintainya." "Di mana, Nyonya Tuan, kasihan ini sepertinya bayi Tuan waktunya menyusu." "Dia sudah tidur dengan tenang di alam sana, alam kedamaian." Agnes kaget dan tanpa sadar mulutnya terbuka lebar, ternyata itu jawabannya, dibalik sifat dingin Aldric ia seolah menyimpan duka yang dalam di matanya. Meski ia sempat mendengar pertengkaran Aldric dengan mamanya tapi ia tak begitu jelas siapa sebenarnya Maleeva. Tak lama Edna datang dengan membawa s**u formula dalam botol, Agnes segera duduk di sofa yang ada di kamar itu. Edna menyerahkan botol s**u pada Agnes dan Agnes mulai memberikan s**u pada bayi cantik yang ada di pangkuannya. Sambil bersenandung kecil Agnes menikmati wajah penuh damai bayi yang ada di pangkuannya. "Bukankah dia Maleeva dalam wujud lain kan Edna?" Bisik lirih Aldric. Edna menghela napas. "Seandainya ia tidak bersuara tadi saya tidak bisa membedakan dia dengan Nyonya Maleeva, Tuan, mereka hanya beda suara dan gaya berbicara, Nyonya Maleeva selalu lembut sedang dia tegas tapi sepertinya dia gadis baik-baik Tuan." "Yah semoga saja dia bisa membantumu mengasuh Sheela, karena kalau tidak dia akan aku jadikan pelayanku, ia punya hutang yang banyak padaku." "Betul Tuan mengikat dia di sini karena hutang?" Aldric menoleh menatap Edna, pelayan yang ia tahu sejak dirinya masih kecil dan tetap setia di sisinya sampai detik ini. "Maksudmu?" "Bukan karena ia mirip Nyonya Maleeva?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN