| | | | Ares tersenyum saat Sheira kembali masuk kedalam kamar rawat nya dengan segelas teh pesanan nya tadi. Sebenarnya ia tidak ingin mengusir, ia hanya butuh bicara berdua dengan Shania. Sesuatu hal yang selalu menjadi pertanyaan nya selama ini. Dan sekarang terjawab sudah. Mereka berdua sama - sama bodoh. Itu intinya. "Shania mana ?" Tanya Sheira sembari menyerahkan segelas teh hangat pada Ares. "Masih ada pasien yang harus dia tangani " jawab Ares berbohong. Sheira mengangguk percaya, Ares menyesap minuman nya dengan tatapan kosong ke depan. Ia melihat sendiri dengan jelas luka dalam air mata kakaknya tadi. Tatapan putus asa dan penuh ke sakitan itu. Masih membuat hatinya sakit luar biasa. Ares tidak bisa berbohong kalau Shania masih menepati posisi tertinggi di hati nya