Berjalan cepat ke arah kamar, Lily menghapus air matanya cepat-cepat. Tadi rasanya ingin Lily menampar wajah Ashvin. Pria itu sangat amat menyebalkan, dan membuatnya terus merasa kecewa. Tidak bisa sehari saja tidak membuatnya tertekan. "Hah! Aku tidak tahan ...." Lily berhasil masuk ke dalam kamar, ia terduduk di lantai menangkup kedua pipinya. Pundaknya bergetar, ia menangis semakin sesenggukkan karena sesak di d**a. "Aku tau, aku salah ... tapi apa harus, aku terus-terusan di perlakukan seperti ini ... aku juga punya hati .... Hnnn!" Mendumal sendiri, akan isi hatinya, Lily ingin pergi rasanya. Ia lelah jika terus berhadapan dengan Ashvin yang seperti itu. Berdiri untuk mengambil ponsel, Lily segera mengirimkan pesan untuk Cika. Ia akan menerima tawaran dari temannya, untuk m