Hari ini adalah hari pertama Mayra bekerja, Syukurnya dia banyak mendapat bantuan dari rekan satu divisinya, Terutama para pria mereka semua berusaha ingin membantu Mayra, Maklum saja Mayra yang cantik dengan pesona nya mudah saja membuat para kaum pria ingin mencari perhatian, Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul lima sore dan waktunya untuk kembali, Meskipun masih ada beberapa pekerjaan yang masih sulit dikerjakan dia tetap berencana pulang lebih cepat karena hampir semua karyawan melakukan hal sama mengingat hari ini akan ada pesta ulang tahun pemilik perusahaan.
Mayra pun segera bergegas menuju ruangan Sella, Karena mereka sudah janji akan mencari gaun bersama.
"Hai kak, Gerak yuk?" Tanya Mayra sambil menepuk bahu Sella.
"Ih kamu May, Ngagetin aja loh, Sekarang banget nih kita gerak?" Jawab Sella.
"Iya dong kak, Kita ke butik langganan mama ku aja, Kebetulan mulai sekarang aku bawa mobil sendiri kekantor. Aku takut ada yang curiga kalo diantar sama supir terus"
"Ok ok aku beresin meja ku dulu ya"
Mereka berdua pun bergegas pergi ke butik, Biasalah kaum wanita kalau sudah ingin shoping naluri kewanitaannya pasti semangat empat lima.
Di kantor sudah ada sang papa, Hari ini papa nya Vano kekantor untuk melihat keadaan sekalian menanyakan bagaimana persiapan pesta seperti biasa Pak Hartono selalu mempercayakan acara tersebut untuk di atur oleh Sekretaris Vano yaitu Anton.
Itu sebabnya Anton sekarang berada di ruangan Pak Hartono.
"Ton, Gimana persiapan acara kita?" Tanya Pak Hartono.
" Sudah aman 100% Pak" Jawab Anton.
"Baguslah, Menurutmu kali ini Vano akan membawa seorang gadis?"
"Tidak mungkin Pak, Vano masih sendiri dia tidak memiliki pacar sampai sekarang"
"Kamu yakin! "
"Yakin pak, Yakin 100℅"
" Ya Tuhan, Bukannya banyak yang mengejar nya, Dulu kau bilang ada seorang staff yang mengejar dia kan bahkan dari kalian masih kuliah"
"Iya pak ada, Tapi wanita itu sudah resaign pak, Dia sudah menyerah kepada Vano, Selama ini Vano sangat kasar dan acuh padanya"
"Astaga, Apa jangan jangan Vano itu berbeda haluan Ton, Saya jadi takut"
"Tenang pak, Vano itu normal kok. Mungkin memang belum menemukan yang pas saja"
"Tidak mungkin Ton, Mana mungkin ada pria berusia dua puluh lima tahun tidak pernah menyukai seorang gadis mana pun? Sepertinya kali ini saya harus bertindak, Saya tidak mau trauma masa lalu terhadap mamanya membuatnya membenci semua wanita di bumi ini"
"Apa yang bapak rencanakan?" Tanya Anton.
"Saya berencana akan membuat Vano berdansa dengan para gadis malam ini, Selama ini yang selalu memenangkan giveaway itu ada karyawan pria kali ini harus karyawan wanita, Saya tidak peduli darimana pun kalangan wanita itu asal Vano bisa berubah"
"Bagaimana caranya pak?" Tanya anton.
"Kita curangi saja saat pengambilan nomer"
"Maksud bapak nanti nomer nya sudah di atur gitu"
"Iya itu sebabnya Vano jangan sampai tau"
"Saya setuju pak, Saya juga ada ide saya tau wanita mana yang nanti cocok berdansa dengan Vano, Lagipula vano juga tidak akan kasar pada wanita ini"
"Baik lah kamu atur sebaik mungkin, Kali ini vano harus memiliki gadis di pelukannya" Ucap sang papa penuh semangat
"Siap pak!" Jawab Anton.
Mereka pun tertawa atas rencana itu.
Di butik Mayra dan Sella sedang memilih milih gaun yang paling pas untuk mereka, Mayra pun sudah menentukan pilihannya gaun panjang bewarna putih cream dengan belahan d**a yang cukup rendah dan menunjukan pundaknya yang putih mulus dengan tali yang melingkar dileher, Gaun yang sexy sangat pas untuk pesta dansa.
"Kak aku sudah menemukan gaunku" Teriak Mayra.
"Wah ini bagus sekali May"
Sella melihat price tag nya dan langsung menutup mulutnya.
"Astaga May, Harga gaun ini empat puluh juta? yang benar ajala May, Gaun dipake sehari doang"
"Gapapa kak, Kali ini aku harus totalitas, Aku mau Vano benar benar takjub padaku, Aku harus segera bertindak kak, Aku tidak bisa bermain main terlalu lama. Kakak juga pilih saja mana gaun yang kakak suka, Nanti aku yang bayar hitung hitung ucapan Terima kasih ku atas bantuan kakak selama ini"
"Tapi May kamu yakin, Harusnya kita tunggu saja Nayra sadar dan menceritakan semuanya pada kita, Kamu tidak takut apabila ini hanya kesalahpahaman, Kau akan menyesal di kemudian hari Mayra"
"Gak kak, Aku yakin dia sudah menyakiti kak Nayra, Aku sudah membaca nya di diary kak Nayra, Itu sebabnya aku harus mencari bukti agar dia bisa membayar perbuatannya"
"Yasudah May kalau itu keputusanmu, aku cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian"
Setelah mendapatkan gaunnya mereka pun pergi menuju salah satu salon terbaik di kota itu.
Mayra sudah terlihat cantik dengan rambut yang disanggul berbentuk bunga dengan beberapa helai rambut yg bergelombang yang terjuntai di wajahnya, Make up yang natural namun sangat cantik sekali. Beberapa pasang mata melihatnya begitu intens terutama para kaum adam.
Mereka pun pergi menuju hotel Lexus disana sudah ada anton yang membagi bagikan nomer undian kepada seluruh tamu yang mau ikut berpartisipasi, Padahal Anton tidak pernah melakukan ini, Pasti semua ini karena rencana Pak Hartono dan dirinya.
"Wah Mayra, Cantik sekali pantas saja semua mata pria melihat dirimu, Semoga kamu bisa menang ya" Ucap Anton sambil memberikan nomer undian kepada Mayra.
Dalam hati Mayra tidak yakin bisa memenangkan undian itu melihat begitu banyak wanita yang hadir baik dari kalangan atas maupun para karyawan. 1:1 milyar lah bisa menang, Batinnya.
"Hey Sella kalau kau tidak perlu berharap bisa menang, Kau berdansa denganku saja ya?" Tanya anton sambil tertawa. Benar saja dia tidak memberikan nomer undian pada Sella.
"Masalahnya aku tidak mau berdansa denganmu Antono, Bisa ketiban sial aku" Sella berlalu sambil tertawa.
Mereka berdua pun masuk kedalam ruangan pesta, Disana sudah banyak sekali tamu yang hadir, Dari saudara, Sahabat, Kolega maupun para karyawan. Namun sang empu pemilik acara belum ada yg terlihat baik Vano ataupun Pak Hartono.
Mayra dan Sella pun berdiri sambil menikmati beberapa hidangan.
Namun Mayra melihat pak Zachary. Pak Zachary adalah sahabat dan kolega bisnis papanya tentu saja Mayra dan Zachary saling mengenal, Mayra yang takut ketahuan buru buru ingin mendatangi pak Zachary.
"Kak Sella, Aku kesana bentar ya ada yg darurat" Ucap Mayra.
"Hey May mau kemana? "
Mayra tetap berjalan menuju pak Zachary yang sedang berbicara dengan beberapa kolega nya.
"Om Zachary?"Tanya Mayra.
"Mayra! "Jawab pak Zachary.
"Iya om, Bisa bicara sebentar disana?"
Mereka pun berjalan menuju tempat yang tidak ada kolega atau pun rekan bisnis nya.
"Kamu kenapa disini May, Apa kamu bersama papamu, Mana dia? "
"Gak om, Aku disini datang sebagai karyawan Salim Group"
" Ahh? Karyawan! kok bisa May perusahaan papamu kan ada kenapa bekerja di perusahaan orang lain"
"Iya om disini aku masih magang mau cari pengalaman dulu, Aku kan baru selesai studi di Singapura om, Maksudku om jangan kasih tau siapapun ya kalo aku anak Haikal Wijaya, Aku tidak mau ada yang tau identitas ku di perusahaan ini om, Aku hanya ingin bekerja seperti orang biasa saja"
"Ok Mayra, Tenang aja hebat kamu ya, Om suka lihat anak yang tidak bergantungan pada orang tuanya, Papa dan Mama mu pasti sangat bangga"
Tanpa disadari Mayra, Ternyata Vano melihat Mayra yang sedang berbicara dengan Zachary begitu akrab, Walau dia tidak bisa mendengar percakapan itu, Dia hanya merasa aneh kenapa Mayra staff biasa bisa berbicara seakrab itu dengan seorang CEO seperti pak Zachary.
Dia melihat penampilan Mayra pun sempat kagum dan tidak menyangka melihat Mayra yang cantik, Sexy dan terlihat dewasa. Dia pun diam diam berjalan menuju panggung tempat ayahnya sudah berdiri untuk memberikan ucapan Terima kasih kepada para tamu.
Acara pun akan dimulai.
Mayra pun kembali pada Sella, Dia bahkan tidak menyadari kalau Vano sudah memperhatikan nya sejak tadi, Vano yang menaiki panggung pun mendapat sorakan dari seluruh wanita di ruangan banyak wanita atau pun gadis kaya yang mengeluelukan Vano.
Vano yang sangat gagah dengan jaz mahal nya berjalan menuju panggung, Hari ini penampilan nya benar benar seperti seorang pangeran.
"Tampan sekali ya, Aku mau jadi istrinya" ucap seorang wanita yang Mayra tau itu pasti wanita kalangan atas bukan karyawan seperti dirinya.
Akhirnya MC yang membawakan acara memulai acaranya, Acara sudah dimulai dari kata sambutan hingga pemotongan kue.
MC pun berkata akan memulai acara selanjutnya yaitu pesta dansa yang sejak tadi ditunggu tunggu semua gadis.
Vano yang biasa saja diam dan tidak ber ekpresi, Dia yakin kali ini pemenangnya pun pasti karyawan pria dia merasa Tuhan selalu berpihak padanya, Tanpa dia ketahui papanya dan Anton sudah menyabotase acara hari ini. Jadi dia tidak perlu melakukan hal aneh yaitu ide sang Papa untuk berdansa dengan seorang wanita yg mendapatkan undian yang dipilih sang Papa.
Akhirnya Hartono berdiri didepan sebuah mangkok kaca yang besar berisi angka angka.
Semuanya bersorak bahagia, Dan Pak Hartono pun membacakan angka yg didapatnya.
"212" ucap hartono
Semua orang buru buru melihat angka yg mereka miliki, Tidak sabar ingin mengetahui siapa pemenangnya, Namun semua menunjukan wajah sedih.
" May berapa nomer mu, Kenapa kamu gak lihat angka yang kamu dapat, Tadi kamu ambilkan angka yang diberikan Anton?"
"Gak mungkin menang kak segini banyaknya manusia" Mayra tertawa.
"Tapi dari tadi belum ada yg maju, Berarti belum ada yg mendapatkan angka itu"
Mayra dengan malas pun merogo tas nya dan melihat angka yg tertera benar saja angkanya 212.
"Kak itu angka ku?" Ucap Mayra kaget.
"Astaga kamu pemenangnya Mayra, Cepat kamu maju ini kesempatan emas untuk mu supaya dekat sama Vano, Ayo berjuang kamu pasti bisa lakukan niat mu itu segera" ucap Sella yang mendorong Mayra.
Mayra pun mengangkat tangannya Dan Anton yang sudah merencanakan pun tertawa dalam hatinya.
MC pun memanggil Mayra untuk naik keatas, Sedangkan Vano masih melongo tidak percaya bahwasanya wanita yang memenangkan undian itu, Apalagi wanita itu adalah Mayra.
Jantungnya berdegup kencang rasanya ingin lari saja ke Planet Pluto.