Penampilan Baru

1491 Kata

Malika hanya tersenyum mendapat pertanyaan Kinan. "Tidak ada maksud apa-apa, Kinan. Saya bersyukur karena setidaknya rumah ini bisa ditempati dan dirawat baik dari tangan seorang perempuan." "Bukannya sebelum saya ada di rumah ini, Tuan Sena sudah mempekerjakan seorang pembantu?' " Iya, tapi cuma pagi saja. Sebelum jam empat sore sudah pulang. Setelahnya rumah akan sepi seperti tak berpenghuni. Kalau seperti itu, apakah pantas bangunan itu disebut rumah. Rumah yang nyaman untuk ditempati layaknya keluarga?" Ada raut kesedihan yang bisa Kinan baca dari ekspresi Malika. Ada sesuatu yang tengah nyonya itu rasakan. Hal itu tak jauh dari hubungannya dengan Sena, sang putra sulung. "Hem, baiklah, Kinan. Ini sudah larut. Apa yang mau saya lakukan sudah saya lakukan. Sekarang saya harus kem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN