Dengan gerakan cepat Kinan memaksakan bangun. Ia segera masuk kembali ke kamar Selena, lalu bersembunyi di dalam demi menghindari pencarian Sena yang mungkin saja nekad melewati tembok pembatas untuk memeriksa balkon kamar adiknya itu. Rasa sakit di sekitar bawah tubuh Kinan sama sekali tidak dihiraukan. Debaran di dadanya lebih meminta perhatian lebih sebab terlihat Sena benar-benar masuk ke area balkon kamar Selena. 'Ya Tuhan, apa lelaki itu sudah gila. Kenapa ia harus penasaran sampai loncat tembok!' batin Kinan yang masih memperhatikan bayangan tubuh Sena di luar jendela. Kinan masih diam di posisinya di samping lemari. Duduk dengan menopang kedua tangan di atas lutut yang ia lipat. Napas gadis itu seolah berhenti selama menunggu apa yang akan lelaki di luar itu lakukan selanju