Tak tahu lagi bagaimana Kinan harus menolak permintaan Malika kepadanya untuk mengantar makan siang kepada Sena. Meski sudah menolak secara halus dengan pertimbangan perasaan sensitif Sena yang mungkin tidak suka didatangi oleh orang lain di kantornya, Malika tetap memaksa. "Saya yang akan bertanggung jawab. Kamu tinggal jalankan saja apa yang saya minta." "Tapi, Nyonya. Maaf, Anda sudah tahu 'kan cerita saya kemarin. Bagaimana latar belakang saya sampai bisa Tuan Sena bantu dan pungut untuk dijadikan pembantu di rumah ini?" "Iya," sahut Malika mengangguk pelan. "Kalau begitu, Nyonya pasti tahu alasan terbesar saya menolak permintaan Anda untuk pergi ke kantor Tuan Sena bukan?" Kinan berharap kali ini Malika mengerti. Tapi .... "Kalau begitu saya ada ide." "I-ide apa, Nyonya?" "E