“Ayo?” ulangi Rain seolah heran namun ia paham artinya Gabina memberi jalan, ia tidak menyangka drama kali ini membawa kejalan yang sangat jauh seperti ini. Gabina lalu menunduk malu, “Saya nggak tahu , benar-bebar nggak tahu, saya bukan orang yang berpengalaman tapi saya paham, dalam agama saya itu adalah sebuah kewajiban seorang istri.” Rain mengambil tangan Gabina kemudian menatapnya dengan mata yang mendamba, tangan wanita itu dingin dan membasah ia tampak gugup sekali. “Mengucapkan saya lagi? Sulit ya menetapkan sebuah panggilan, tentang kewajiban seorang istri? Hemm dapat kesempatan untuk memperbaiki semuanya sudah lebih dari cukup. Tapi kalau dapat bonus itu— pastinya sangat senang dan nggak bisa berkata-kata.” “Ini sebenernya bahas apa? Kamu berfikir ke arah mana?” “Bukan