32 Jalur Lumpur.

1090 Kata

“Pak Rain? Sa-saya nggak bermaksud.” “Ya saya sudah bangun siang tadi, tapi saya tidak ingat apa yang terjadi dengan saya? Terakhir kali yang saya tahu malam itu saya tidur.” Gabina berhenti menatap pada laki-laki itu, dia tidak ingat yang terjadi? Benarkah? Tapi mungkin juga kan saat itu dia mabuk. “Gabina?” “Sudah malam Pak, besok saya datang lagi.” “Apa bedanya besok dengan hari ini? Ceritakan apa yang terjadi Gabina!” Gabina merasa takut, ia kembali melirik ke pintu bagaimana jika ibu dari Langit datang lalu mengusirnya lagi. “Ini bukan jadwal menjenguk pak, besok aja ya? Atau kalau tidak kita bahas ditelepon.” “Sakit, tolong.... “ Rain merintih disana, mengusap dahinya. Sontak saja membuat Gabina panik langsung menghampiri laki-laki itu. “Pak Rain? Bapak kenapa? Saya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN