196. Penyelamatan Usai

1104 Kata

Terlalu lemas untuk melakukan perjalanan. Tubuhnya terlalu tak bertenaga untuk berdiri dan menghadapi kenyataan. Kali ini Meisya hanya berbaring dan tak memenuhi panggilan dari sang polisi. Beruntungnya ada Kinanti yang datang menjenguknya, sementara untuk mengurus ke kantor polisi, ada Pak Dito yang sukarela pergi menggantikan sang nyonya. “Makan dulu, Mei.” Kinanti menyodorkan satu sendok bubur mendekat ke mulut Meisya. Dia pun terpaksa membuka mulut agar tidak mengkhawatirkan orang lain. Makanan lembut dengan rasa yang sedikit asin saja tersebut memenuhi rongga mulutnya. Namun sayang, indra pengecap mendeteksi rasa pahit dari kudapan yang masuk ke sana, belum lagi kerongkongannya yang seakan menjadi kaku karena tiba-tiba tak bisa digunakan untuk menelan makanan selembut itu. “Ayo di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN