Wajah Alya begitu merah padam. Ia merasa dipermalukan karena disebut jika tas nya barang imitasi di depan banyak orang, bahkan orang-orang dalam ruangan ini masih dengan giat menyorakinya. Wanita yang baru saja mendorong Alya pun mengangkat kedua tangannya membentuk huruf T. Ia meminta agar semua yang hadir pun diam. “Sudah tak perlu diperpanjang sorakannya. Kita bahkan belum menemukan siapa yang memiliki barang mewah untuk mendapatkan anggur ini.” Cherika tidak berani maju ke depan, karena ia benar-benar takut dipermalukan oleh wanita tersebut. Apalagi ia menggunakan sepatu Charlotte olympia yang imitasi. “Tunggu.” Cherika bergumam dalam hati. Ia sejenak berpikir, siapa wanita yang sedang berbicara di depan itu? Ia adalah salah satu panitia yang menulis nama-nama undangan, tak mungkin