Bagian 34

1387 Kata

“Kalau masuk kamar liat-liat, dong!” “Iya … ini aku sambil liat, kan, Mei.” “Aarrrgh. Tutup mata!” “Katanya tadi harus sambil liat-liat?” * Sudahlah, aku mengalah. Daripada harus terkena amukannya, lebih baik aku yang menutup mata. Terkadang tak begitu sulit untuk memahami keinginan hati Meisya. Tinggal ikuti saja kata-katanya. Seperti tadi, dia bilang aku harus ‘lihat-lihat’. Ya sudah, aku lihat. Rejeki nomplok, kan? Lalu dia bilang aku harus tutup mata. Ya sudah, tinggal tutup mata. Anggap saja pertunjukkannya usai. Hmmm, sesederhana itu. “Udah belum, Mei?” tanyaku tanpa berbalik dan masih tetap menutu mata. “Belum. Masih bentar lagi. Udah kamu keluar aja. Kan, masih banyak ruangan lain yang belum dibersihkan?” Hmmm, dia mengingatkanku akan beberapa hobi yang belum kuselesaik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN