212. Penyamaran

1111 Kata

Garis polisi masih terpasang, begitu Rudi tiba ia langsung dihadang. Menurut polisi itu adalah daerah terlarang. Akan mencurigakan jika dirinya datang dan ikut menginvestigasi sendiri penyebab kecelakaan Rajendra. Jambang tipis itu menjadi bersih, begitu pula dengan bulu-bulu pada kumis yang kini tak terlihat lagi. Sebuah kacamata menempel di atas hidung, lalu behel yang bisa dibongkar pasang tertempel di giginya. Tas-tas kecil namun lebar ala milik jurnalis, sebuah kamera, pulpen dan notebook. Tak lupa gaya rambut yang terbelah di tengah. “Permisi, apa saya juga boleh mengambil gambar di TKP?” Rudi tentu saja mengubah sedikit suaranya. “Anda siapa?” tanya polisi yang sedang bertugas di sana. “Saya, Rivaldo dari Harian Analog, seorang reporter,” ucap Rudi memperkenalkan diri. “Anda

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN