“Hah? Duda?” Rudi menganga dan bertanya-tanya. Seketika dia teringat dengan obrolan pak satpam yang mengira dirinya duda. “Iya, dua! Orang-orang udah sebut kamu duda ganteng anak satu yang diterlantakan suaminya. Gimana? Seneng?” tanya Meisya menyindir dengan nada yang sarkas. “Kamu abis ngobrol sama pak satpam, ya, Mei?” tanya Rudi pada Meisya. “Nggak, tuh!” ucap Meisya. Karena memang bukan, melainkan dia mengobrolkan semua ini dengan ibu-ibu komplek. Bukan mengobrolkan, mungkin lebih tepatnya, mendengar obrolan mereka. Karena Meisya sama sekali tidak ikut bergabung dan hanya mendengar omongan mereka saja. “Terus.” Rudi merasa aneh. Karena ia merasa yang menuduh dia duda itu hanya pak satpamnya saja. Rudi sama sekali belum pernah dengan ibu-ibu komplek atau yang lainnya, meksi ia per