Chapter 8

1535 Kata

Pertama kalinya, aku menyukai dosa ini. Mencintaimu. "Ssh." Aku meringis saat tidak sengaja mengiris jari telunjuk. Darah menyeruak begitu banyak. Bahkan sampai menetes mengotori lantai. Sejenak, pikiranku dialihkan dengan bagaimana caranya untuk membersihkan noda-noda darah ini. "Via, astaga. Cepetan obatin. Ada kotak P3K di kamar Mbak." Mbak Rista masuk setelah mengantar makanan ke meja makan. "Ini biar Mbak yang bersihin. Kalau Nyonya Erisha lihat, dia bisa marah. Beliau phobia sama darah." "I-iya, Mbak." Aku segera menuju ke lorong yang menghubungkan kamar pembantu. Kamar Mbak Rista yang memang berhadapan langsung dengan kamarku, dibuka pintunya. Laci-laci plastik kugeledah, dan menemukan kotak obat. Napasku berembus kasar, setelah telunjuk sudah diperban. Pertama kalinya, aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN