Masuk ke dalam kamar Kamelia, melihat gadis itu yang sudah tertidur pulas. Sejenak ada perasaan senang mengamati wajahnya yang dalam ketenangan. Bibirnya yang penuh, seolah merayu-rayu untuk segera dicecap. Ah, rasanya sudah tidak sabar untuk memangsanya lagi. Gadis yang kunikahi tanpa cinta itu, ternyata adalah anak yang berbakti dengan orang tua. Tak neko-neko seperti gadis kebanyakan. Kamelia lugu dan lembut, tentu hal itu membuat siapapun lelaki terpikat. Meski kadang gadis itu berlaku bar-bar. Ku dekatkan tubuhku padanya, berbaring disampingnya dan memeluk perut gadis itu dari belakang. Momentum yang jarang kami lakukan, dan jika gadis itu tersadar pasti akan mencoba beralasan agar menghindar. Lucu memang, bagaimana aku bisa tertarik dengan gadis seperti dia? Padahal, aku tidak