Ada banyak hal yang bisa kujelaskan saat bersama Kamelia. Dia benar-benar berbeda dari Tiara dan juga Jesika. Kamelia meski tak menginginkan pernikahan ini tetap ingin melayaniku sebagai seorang istri. Gadis itu mulai mengerti posisinya sebagai istri seorang pengusaha sukses. Seperti sekarang, dia sedang sibuk mengurusi adonan tepung yang dicampur dengan berbagai sayuran, dan aku tak mengerti apa yang akan di buatnya. Gadis itu juga melarang ku untuk membantunya namun aku tetap memaksa untuk menawarkan diri yang berahkir penolakan keras darinya. "Tugasmu hanya mencicipi." "Emm, aku tahu hasil ahkirnya." "Ini beda, setiap makanan beda resep." "Tapi kau pandai memasak." Kataku, terlihat pipinya bersemu merah, dia mencoba menutupi kesenangannya. Telah lama mengenal gadis itu membuatk