BAB 1 MC
"Hallo, adik-adik yang manis-manis dan ganteng-ganteng" ucap seorang MC wanita.
"Hai, Kakak" jawab serempak dari semua anak-anak yang ada di depannya.
"Hari ini siapa yang ulang tahun ya?" ucap salah satu MC yang disampingnya.
"Baim," jawab serempak lagi.
Suasana ulang tahun yang sangat meriah disalah satu restoran cepat saji. Dekorasi balon warna warni sudah memenuhi ruangan, jendela. Di tambah susunan bangku kecil untuk anak-anak sudah tertata rapi. Alunan lagu selamat ulang tahun sudah terdengar dengan merdu menemani acara itu.
Ya hari ini adalah acara ulang tahun Ibrahim Abimanyu yang sengaja diadakan oleh Neneknya di salah satu restoran cepat saji ayam goreng tepung yang terkenal. Disini selain terkenal dengan ayam goreng tepungnya, juga terkenal dengan acara ulang tahun yang sangat meriah, apalagi dibawakan oleh MC yang berpengalaman.
Suara tepuk tangan dan sorak anak-anak begitu meriah, menambah kesan kebahagian di hari jadi Baim. Baim sudah berdiri di depan dengan satu MC wanita dan sebelahnya lagi MC pria kemayu dengan seragam kemeja bewarna merah biru dipadukan celana hitam.
"Oke, sekarang semua berdiri ya, kita mau tiup lilin bersama. Bagaimana kalau kita panggil Papa Baim. Kalian semua ikutin kakak ya" ucap Mc pria yang kemayu dengan lengak lengok seperti seorang model.
"Papa"
"Papa," ucap semua anak.
"Sini dong"
"Sini dong," ucap semua anak.
"Kita mau"
"Kita mau," ucap semua anak.
"Tiup lilin"
"Tiup lilin," ucap semua anak.
Baim terlihat seperti orang bingung yang mencari-cari seseorang. Terlihat ekspresi yang tidak bahagia karena dari awal acara dia hanya diam tanpa senyuman. Ketika terlihat sesorang dengan berlari membuka pintu kaca restoran cepat saji itu, Baim langsung berteriak dan berlari menuju pria tersebut.
"PAPA"
Semua mata langsung tertuju kepada Baim dan seorang pria yang masih lengkap menggunakan kemeja bewarna biru dibalut jas bewarna navy dengan celana bahan serupa warna jasnya. Untuk mencairkan suasana hening dari pertemuan Baim dengan Papanyaa MC kemayu itu langsung saja nyerocos.
"Wow, Papa ganteng sudah datang. Pas bangat. Sini Papa temenin Aqikah, eh salah temenin Baim tiup lilin".
"Hahahahha" semua anak-anak tertawa melihat bercandaan MC kemayu itu.
Saat Baim dan Papa ganteng sudah berdiri di depan, Aqikah nama MC kemayu itu mengulang perkataannya untuk memanggil Mama Baim. Tapi sayangnya yang dipanggil tidak datang juga.
"Mama. Mama mana ya?" ucap Aqikah dengan logatnya yang kemayu. Sedangkan Baim terlihat tertunduk dan sedih.
Akhirnya Nenek Baim yang sudah memesan acara ini langsung membisikkan sesuatu di telinga MC perempuan. Mendengar bisikan Nenek MC perempuan itu mengambil alih pembicaraan Aqikah.
"Adik-adik tahukan ini hari spesial untuk Baim. Khusus hari yang spesial ini Baim tiup lilinnya ditemani sama Kakak yang ada di poster itu" semua orang langsung melihat poster yang terpasang dijendela yang ditunjuk oleh MC.
Semua orang kembali menatap MC perempuan. Ya gambar yang ada disana adalah gambar Kinan dengan seember ayam goreng yang menjadikan dirinya icon disetiap Resto cepat saji. Dengan senyum yang menunjukkan gigi putihnya, Kinan membungkuk menyamakan posisinya kepada Baim.
"Baim, maukan jadi model seperti Kakak. Berarti hari ini Baim tiup lililnya sama Kak Kinan, supaya wajah Baim ada disetiap Resto chiken ini, gimana mau ya?" ajak Kinan, dengan anggukkan Baim yang antusias.
Tak butuh waktu lama, Baim bisa melewati acara tiup lilin ditemani Papa dan Kak Kinan. Baim senang karena dia mau menunjukkan dengan bangga kepada temannya Tania, bahwa dia bisa jadi model. Ya Tania adalah anak umur 6 tahun sepupu Baim, dia sudah menjadi model dan selalu memamerkan foto-foto dirinya. Baim berniat akan memamerkan foto dirinya yang sudah terpampang di setiap Resto Chiken.
Setelah acara selesai Nenek dan Kakek Baim sedang duduk berhadan dengan Kinan juga Aqikah untuk melunasi p********n acara ini. Kinan memberikan selembar kertas yang berisi perincian dari semua biaya yang harus dibayar. Terlihat Kakek Baim mengeluarkan dompet dari saku celananya dan mengambil Debit card untuk melunasi semua tagihan dari acara ulang tahun Baim yang ke-6.
Mereka semua bersalaman sebelum meninggalkan Resto. Saat Nenek Baim bersalaman dengan Kinan, dia menyelipkan amplop pada tangan Kinan dan juga Aqikah. Tak lupa menglucapkan terima kasih karena sudah membuat acara ulang tahun cucunya menjadi meriah. Begitu juga dengan Kinan dan Aqikah mengucapkkan terima kasih kembali kepada Nenek dan Kakek Baim.
"Alhamdulillah binggits lagi tanggal tua dapat angpao kita, cucok deh" ucap Aqikah sambil mencium amplop miliknya.
"Yoi, eh kita jadi kumpul gak nanti malam?" ucap Kinan sambil merapikan baju kerjanya yang kini sudah berganti dengan kaos kerah bewarna putih dan celana levis hitam.
.
.
Sebulan kemudian Baim merengek kepada Papa ganteng untuk makan siang di Resto Chiken dan mengajak Tania. Sekalian Baim ingin menunjukkan kepada Tania bahwa dia juga bisa menjadi model. Dengan perasaan bangga Baim berjaalan mendahului Papa dan Tania. Dia berpikir pasti Tania akan iri kepada dirinya karena bisa menjadi model di Resto Chiken kesukaan mereka berdua.
"Baim, mana foto kamu ? Pasti kamu bohong ya ?" tanya Tania dengan polosnya karena tidak melihat wajah Baim disetiap poster yang di pajang.
Baim pun melihat kesekililing mencari keberadaan wajahnya yang sama sekali tidak nampak. Baim berkeliling ruangan berusaha mencari wajahnya. Tetapi sayangnya dia tidak menemukan wajahnya. Merasa kesal dan malu, akhirnya Baim menangis sekencang-kencangnya.
Pengunjung yang sedang menikmati santap siang menatap Baim yang meraung-raung. Papa ganteng berusaha menggendong Baim dan menenangkannya. Papa ganteng sudah berusaha membujuk Baim dengan Orange jus, ayam goreng, ice cream coklat. Tetapi Baim masih saja menangis. Melihat Baim yang masing menangis kencang, Manager Resto yang saat ini sedang bertugas menghampiri Baim dengan membawakan balon stick bewarna Biru.
"Halo anak ganteng. Kenapa menangis?" tanya Manager.
"Hua...hua..hua.." hanya melirik sebentar lalu kembali menangis.
"Halo cantik, kamu siapa namanya?" ucap Manager itu yang mengalihkan perhatiannya kepada Tania.
"Tania Om," ucap Tania.
"Wah pintar Tania. Om punya hadiah. Tania mau?" Tania langsung menganggukan kepalanya dengan semangat.
Baim yang merasa terganggu melepaskan pelukkannya dari Papa ganteng dan menatap Tania yang sedang asyik mengobrol dengan Manager itu. Memang Manager itu sengaja mengajak ngobrol Tania agar Baim berhenti menangis dan memperhatikannya. Benar dugaannya, Baim merasa iri dengan Tania yang mendapatkan balon dan ice cream cup dari Manager itu. Merasa iri Baim kembali mengerucutkan bibirnya dan hendak menangis.
"Hai, ganteng. Namanya pasti Baim ya" Baim tidak jadi menangis dan memeperhatikan Manager itu dengan bingung bagaimana Om itu bisa tahu namanya.
"Jadi kalau mau hadiah juga dari Om, jawab dulu ya. Kenapa Baim ganteng menangis?"
"Hiks..Hiks..Kata..Kata Kakak yang ada di poster, katanya foto Baim mau di pajang disini. Tapi dari tadi Baim lihat foto Baimnya gak ada. Baim gak mau di bilang tukang bohong sama Tania. Hua..hua." Baim kembali menangis melihat Tania yang menjulurkan lidahnya.
Mengerti maksud Baim, Manager itu masuk ke dalam kantornya dan menghubungi Kinan. Dua kali tidak diangkat. Manager itu mencoba sekali lagi, akhirnya diangkat juga. Kinan terkejut karena diminta datang ke Resto Chiken, padahal saat ini dia sedang meng-handle acara di cabang Resto Chiken lain. Sekitar 20 menit Kinan sampai disana. Sebelumnya dia sempat berdebat dengan Aqikah dan Rere (Manager Divisi Hospitality). Untung saja Willy Manager yang meneleponnya sudah memberikan pengertian kepada Rere agar mengizinkan Kinan datang ke Restonya.