Entah siapa yang memulai duluan, pada akhirnya aku terlibat dalam obrolan seru bersama hantu ini. Aku tahu kedua pengawal pribadiku berusaha keras untuk tidak memperhatikan, karena aku pasti terlihat seperti orang stres yang bicara sendiri! Peduli amat lah. Ini club malam. Apa pun bisa terjadi. Lagipula hantu lelaki ini tergolong pendengar yang baik loh. "Jadi, kalau bisa kusimpulkan, sebenarnya kalian dijodohkan?" "Iya sih. Dan aku nggak punya kesempatan menolak." Aku menghela nafas panjang. Si hantu tersenyum penuh arti, "Tapi kamu mulai menyukainya? Dia tidak seburuk itu, 'kan? Aku bisa melihat dari senyummu, Girl." "Apaan sih? Kapan aku tersenyum?" Aku merengut keki. Dasar. Ini hantu atau profiler? "Kamu punya fotonya? Aku jadi pingin melihat seperti apa lelaki itu. Macho? Tampan