Waktu berlalu dan hari berganti. Setelah tidak berhasil dengan rencananya saat malam hari, Lin Han kembali datang saat pagi. Tidak sendiri, dia datang bersama dengan tetua Klan Lin. Namun, yang tidak terpikir oleh mereka adalah gubuk di dalam hutan malam itu kosong tak berpenghuni.
“Tuan muda, tidak ada siapapun dalam gubuk.”
Mendengar ini Lin Han langsung bergegas memeriksa dengan matanya sendiri. Akan tetapi hal itu tidak akan merubah kenyataan yang ada. Gubuk kosong tidak ada siapapun di dalamnya. “Tampaknya si buruk rupa itu telah menyembunyikan temannya,” gumamnya dalam hati. Dia juga tidak melihat bekas pertarungan yang terjadi semalam, sangat jelas jika sengaja dibersihkan agar tidak ada yang tahu.
Bersama dengan itu Lin Yu datang, “Tetua Kelima, Tetua Keenam, apa yang kalian lakukan di tempat ini?” Lin Yu memasang wajah bingung, membuat Lin Han yang menyaksikan menggeram marah.
“Jangan berpura-pura, di mana kau menyembunyikan temanmu? Dia telah membunuh anggota Klan Lin, harus menerima balasan yang setimpal.”
Lin Yu mengangkat kedua bahunya, “Siapa yang kau maksud? Aku sama sekali tidak tahu. Sepertinya kau berhalusinasi, bagaimana mungkin aku memiliki teman. Apa ada yang mau berteman denganku?”
Sontak Tetua Kelima dan Tetua Keenam saling pandang. Mereka sendiri juga ragu jika Lin Yu memiliki teman. Penyakit menular yang membuat orang jijik, siapa yang bersedia dekat dengannya.
Keduanya melirik Lin Han, “Tuan Muda, apa sebaiknya kita kembali?”
“Tetua Kelima, Tetua Keenam, apa kalian mengira aku berbohong?”
“Te-tentu saja tidak tuan muda, tapi ….”
Huh!
Lin Han mendengus dan berjalan mendekati Lin Yu. “Aku tahu kau menyembunyikannya. Tapi aku pastikan satu hal kepadamu. Siapapun yang dekat deganmu, akan tiada. Aku tidak akan membiarkanmu memiliki teman dan terbebas dari rasa kesepian.”
Setelah berbisik dengan suara yang penuh peringatan, Lin Han pergi meninggalkan wilayah hutan malam. Sementara dua tetua klan yang tidak tahu tentang peringatan tersebut hanya mengikuti sang muda kembali menuju Kota An.
Lin Yu mengghela nafas, dia lalu masuk memeriksa ke dalam gubuk. “Ke mana dia pergi?” tanyanya dalam hati.
“Apa kau mencariku?” Sebuah suara yang membuat Lin Yu menengadahkan kepalanya. Leng Xu turun dari atas, ternyata ia sembunyi di rerimbunan pohon sembari menghilangkan aura keberadaannya.
“Kau dapat menghilangkan aura keberadaanmu dengan sangat baik. Bagaimana caranya?” Wajah Lin Yu sangat penasaran, meski terhalang oleh cadar yang dikenakannya, alisnya yang saling bertautan mengungkap apa yang ada dalam kepalanya.
Leng Xu tidak banyak berkata, mengeluarkan sebuah pill berwarna abu-abu. “Ini adalah pill bayangan, dengan pill ini tidak ada yang dapat merasakan keberadanku dalam waktu tertentu.”
Lin Yu semakin terkejut mendengar tentang pill bayangan, “Aku baru tahu ada pill semacam itu.” Sungguh itu baru pertama kalinya Lin Yu mendengar pill bayangan. Selama ini yang ia ketahui hanya pill pemulihan dan pill kultivasi. Namun untuk orang sepertinya, memiliki pill kultivasi hanya khayalan semata.
“Apa kau tahu tempat di mana kita dapat menemukan sumber daya?” Pertanyaan Leng Xu membuat Lin Yu tertegun. “Untuk apa mencari sumber daya?” tanyanya heran.
Melihat Leng Xu hanya diam Lin Yu kembali berkata, “Memang ada, aku bisa membawamu ke sana jika kau menginginkannya.”
Leng Xu mengangguk, sementara Lin Yu langsung mengeluarkan dua jubah berwarna hitam. “Ini untuk mencegah orang lain tahu bahwa kau jalan bersamaku. Sampai ada yang tahu mungkin akan timbul masalah yang besar.”
Dengan patuh Leng Xu mengenakan jubah itu. Ia memahami keadaan Lin Yu terlebih setelah melihat sikap Lin Han serta dua tetua Klan Lin sebelumnya.
…
Untuk pertama kalinya Leng Xu keluar dari wilayah hutan malam, ia cukup terkejut saat berada di kawasan pasar yang ramai. “Apa memang selalu ramai seperti ini?”
Lin Yu hanya mengangguk sekilas, kemudian menunjuk ke depan. “Sudah tidak terlalu jauh. Sebentar lagi kita akan sampai.”
Sebenernya bukan masalah jauh dekatnya, tapi keadaan terlalu ramai ini tidak terlalu akrab dengannya.
Setelah berjalan dan melewati beberapa persimpangan, mereka berdiri di sebuh bangunan yang menjulang tinggi. Mungkin mengukur dari tingginya bangunan itu terdiri dari empat lantai termasuk lantai dasar.
“Asosiasi Sumber Daya. Ini adalah kelompok dagang nomor satu di Kekaisaran Li. Yang ada di depan kita adalah salah satu cabangnya.” Sambil menjelaskan Lin Yu mengajak untuk masuk ke dalam. Namun baru saja kaki menginjakkan kaki di lantai pertama, sekelompok orang menyerobot dengan paksa.
Tubuh Lin Yu terdorong oleh pengawal yang dibawa oleh mereka, beruntung Leng Xu dengan cepat menahannya. Jika tidak, mungkin saat ini Lin Yu akan menjadi tertawaan pengunjung yang ada di lantai dasar.
“Apa kalian tidak memiliki mata?” Seorang wanita berdiri sembari melipat tangannya di depan, wajahnya tampak angkuh dan memancarkan perasaan kesal. Padahal dia sendiri dan pengawalnya yang menerobos masuk tanpa melihat orang, tapi merasa orang lain berbuat salah kepadanya.
“Apa kau tak apa?” tanya Leng Xu kepda Lin Yu. Sama sekali tidak menghiraukan keberadaan wanita yang mengungkap kemarahan terhadap mereka.
“Heem .…” Lin Yu bertahap kembali bangkit dan melihat siapa yang telah mendorongnya. Ketika mengenali siapa dia, ekspresi wajahnya tidak menunjukkan perubahan. Benar-benar tenang.
“Dia adalah Nona Muda Klan Yun, Yan Xu’er. Jangan mencari masalah dengannya. Kita pergi saja.” Lin Yu tidak khawatir dengan keberadaan Yan Xu’er, tapi berbeda dengan Klan Yan yang merupakan satu dari lima klan utama di Kota An.
Leng Xu juga tidak berniat mencari masalah, jadi dia mengikuti perkataan Lin Yu dan berniat masuk ke dalam. Namun, siapa yang mengira jika pihak lain tidak berniat melepaskan mereka begitu saja.
“Kemana kalian akan pergi? Masalah ini belum selesai.” Patriark Klan Yan—ayah Yan Xu’er--sangat memanjakan putrinya, hal ini membuatnya sangat arogan dan merasa paling berkuasa.
Dengan terpaksa Leng Xu dan Lin Yu berhenti, perlahan mereka memutar tubuh dan menghadap Yan Xu’er.
“Ingin pergi? Kalian harus berlutut dan mengakui kesalahan di hadapan banyak orang.” Yan Xu’er tidak berniat melepaskan dua sosok yang telah membuatnya kesal. Ia akan membuat kedua sosok berjubah hitam ini menerima akibatnya. Namun belum juga keadaan semakin memanas, seorang wanita paruh baya turun dari lantai dua. “Ada apa ini? Kenapa sangat ribut?”
Yan Xu’er menengadahkan wajah dan melihat siapa yang berniat menghentikannya. Akan tetapi ekspresi wajahnya berubah buruk mengenali jika itu adalah Meng Jiao, manager yang bertaggung jawab atas Asosiasi Sumber Daya yang ada di Kota An. “Manager Meng, nona muda ini adalah putri Patriark Yan. Kedua orang ini membuat keributan di sini, mereka tidak layak untuk tetap berda di sini.”
Meng Jiao hanya melirik sekilas, dia adalah wanita yang tenang. Tidak akan mudah terpengaruh. Setelah mengamati dengan seksama, ia tidak meliha sesuatu yang berlebihan. “Nona Muda Yan, apa tidak masalah jika masalah ini sampai di sini saja?”
Mau tidak mau Yan Xu’er mengangguk, tapi ketika berjalan masuk tatapan matanya masih menyimpan sebuah kebencian. “Kalian beruntung karena ada Manager Meng. Jika tidak, kalian pasti akan merasakan konsekuensinya.”