BAB 4

1340 Kata
    Hari Senin, adalah hari paling panjang di dalam hidupku. Aku bangun dengan malas dari kasur dan melepaskan guling yang masih aku rindukan. Dengan masih setengah terpejam aku berjalan menuju kamar mandi bersiap memulai ritual pagi. Tidak biasanya aku bangun sepagi ini, berhubung aku harus bertemu dengan Dosbing yang luar biasa sibuk itu, jadi terpaksa mengurangi waktu bermimpi.     Aku berjalan cepat membuka pintu karena sepertinya ada orang yang sebentar lagi akan mendobranya. Aku hampir saja mengeluarkan sumpah serapah, tapi melihat seorang laki-laki dengan kesempurnaan yang diluar batas nalar, berdiri tersenyum di depan unitku, membuat seluruh akal sehatku menguap entah kemana.Dia memakai setelan jas putih dan celana bahan hitam, dengan dasi kupu-kupu dan rambut yang tersisir rapih. Memiliki alis tebal yang menawan, bibir tipis sexy , mata tajam dan  senyum malaikat yang membuatku melayang seolah meninggalkan seluruh dunia fana ini.     Ohh tuhaan aku belum mati kan? kenapa ada malaikat di depan unitku?     Aku terpesona dan hampir meneteskan air liurku sampai kemudian dia menyadarkanku dengan memberikan sebuah surat berlogo hati dengan logo Delivery Love yang tercetak tebal dengan tinta berkilauan. Dengan penasaran aku membukanya perlahan, kemudian mataku menyipit, dahiku mengkerut hingga dengan sempurna melihat satu baris kalimat yang tertulis disana.     Selamat menikmati cinta yang kamu inginkan.     “Apa-Apaan ini?” Gumamku sambil mengalihkan pandangan ke manusia ganteng di depan sana.     “Selamat pagi Imaji Raina Putri, Aku Niko Ardiansyah dan aku adalah Cinta yang kamu mau.” Mataku melotot, berusaha membuat otakku memproses hal membingungkan ini dengan cepat.     Demi penguasa alam semesta, ini pasti mimp!.     Dia tersenyum sekali lagi kemudian memasuki unitku tanpa permisi. Untuk persekian detik aku masih terbengong, tapi kesadaranku tiba-tiba muncul bahwa ada makhluk asing memasuki daerah kekuasaanku.     “Hei! Siapa bilang lo boleh masuk?” Dia menatapku beberapa saat kemudian duduk di atas sofa kesayanganku.     “Benarkah ini apartemen yang dihuni seorang wanita?” Ucapnya sambil memutar pandangan ke sekitar.”Lebih mirip kandang kambing!” Tambahnya lagi.      Hohoho alien ini berani sekali mengomentari daerah kekuasaan tuan putri Raina.     Aku melangkah dengan pasti, mencekal lengan kokohnya dan menariknya menuju pintu tapi tidak bergerak sedikitpun. Dia kuat sekali ternyata.     “Keluar dari daerah kekuasaanku tuan!” Aku tahu dia setampan pangeran impian tapi dia baru saja menghina istana tuan putri Raina yang nyaman dan damai ini. Laki-laki itu tersenyum misterius dan kemudian mencekal rahangku, mendekatkan wajahnya dan mengecup bibirku. Membuatku merinding merasakan aura yang terasa begitu mendominasi sekaligus menyeramkan.     “Ini adalah salam perkenalan dariku, mohon kerjasamanya tuan putri Raina yang terhormat, semoga kita akan menjadi pasangan yang cocok untuk tujuan kita masing-masing.” Dia mengedipkan sebelah matanya dengan menyebalkan, sialnya itu justru terlihat begitu sexy dimataku.     Kesadaranku masih belum kembali setelah ciuman yang dia bilang salam perkenalan itu. Demi tiga tahun usia pacaranku dengan si sampah, aku belum pernah sebergetar ini hanya karena sebuah kecupan ringan.     “Dimana kamar kita?” Ucapnya menyadarkanku sepenuhnya dari dunia keterpesonaan.     What! Kamar kita? Nih cowok minta di ruqiyah sepertinya.     “Maaf tuan saya tidak sedang menyewakan unit apartemen saya, terutama kepada laki-laki seperti anda.”     “Laki-laki sepertiku?” Dia menunjuk dirinya sendiri kemudian tertawa.     “Hei, laki-laki seperti aku lah yang kamu pesan di Delivery Love nona, kau lupa?” Aku pesan? Kapan?     “Oh my god jadi mbak-mbak suara merdu kemarin benar-benar mengirimiku seorang laki-laki?” Mataku membulat, tiba-tiba saja urusan dengan Dosbingku yang super duper sibuk itu hilang dari ingatanku entah kemana.     “Gak mungkin!”     “Kenapa gak mungkin, aku secara nyata ada dihadapanmu sekarang.” Dia tersenyum.     Oh tuhan engkau pasti sedang bahagia saat menciptakan makhluk ini.     “Sebaiknya kita bicara sekarang karena semuanya sangat membingungkan.” Akhirnya aku bisa mengucapkan kalimat dengan sempurna.     “Baiklah, ayo kita bicara honey.” dia menggandeng tanganku seenaknya. Kemudian menariku kepangkuannya dan memeluku dengan erat. Jantungku rasanya mau resign dari tubuhku.     “Berhentilah memberontak tuan putri, beginilah cara kita berbicara.” Nafasku sudah terengah-engah karena usaha pemberontakanku yang sia-sia. Tiba-tiba dia mencium leherku, mengirimkan gelenyar aneh yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.     “Lepaskan aku, atau aku akan-”     “Akan apa hm?” Dia kembali menciumi leherku. ”Aromamu manis honey,aku suka.” Suaranya yang terdengar serak dan sexy justru membuatku merinding takut.     “Uwaaaa, bunda tolong aku!” Teriaku tanpa sadar.     “Diamlah, kita bicara atau aku akan menyumpal mulutmu dengan bibirku.” Dia terkekeh. Reflek aku mengatupkan bibirku. “Baiklah kita mulai pembicaraan kita.” tangannya ada diperutku dan mengusap lembut disana.     “Melihat dari kebingunganmu yang manis ini, sepertinya kamu tidak membaca perjanjian terlebih dahulu sebelum memesanku di Delivery Love.”     “Dengar yah tuan m***m, aku tidak pernah memesanmu di aplikasi s****n itu.” Ucapku penuh penekanan. Dia terkekeh dan mengecup kepalaku lembut.     “Benarkah? Wah, kalau begitu kamu adalah wanita yang beruntung karena mendapatkan aku yang sempurna ini.” Ucapnya disertai dengan kenarsisan yang melebihi batas manusia normal.     "Lepaskan aku b******k!" teriakku     “Okey,  kita bicara serius sekarang. Jadi diamlah.” Nada suaranya terlihat serius, kemudian dia menurunkanku dari pangkuannya dan mendudukanku di sebelahnya.     “Apa yang ingin kau tahu?”     “Semuanya.” Ujarku mantap, dia menatapku geli dan tersenyum.     “Baiklah kita mulai dari mana?”     “Darimana kau berasal?” Aku menatapnya menyelidik dan dia masih tersenyum melihatku. Apakah aku semempesona ini hingga dia tidak berhenti tersenyum melihatku dari tadi?     “Dari planet olimpus.” Aku terbelalak.     “Ja-jadi kau seorang Alien?” aku beringsut mundur dan tiba-tiba saja otakku secara otomatis mulai merencanakan pelarianku dari Alien ganteng satu ini. Hingga kenyataan bahwa ini bukanlah adegan konyol dalam drama komedi yang sering aku tonton, membuat mataku kembali menatap waspada kepada laki-laki misterius sekaligus tampan di hadapanku.Dia menatapku geli kemudian terbahak.     “Apa ada seorang Alien setampan diriku?” Si Mr. Narsis satu ini benar-benar membuatku jengkel. Aku memutar bola mataku malas.     “Aku tidak suka bertele-tele tuan, JADI CEPAT BERITAHU AKU SEMUANYA!”     “Kau ini tipe wanita yang sangat berisik ternyata.” Dia tersenyum dan menarikku ke dekatnya lagi. Aku mencoba melepaskan tapi hasinya tidak berbeda dari tadi. Dia sangat kuat ternyata.     “Aku adalah Niko Ardiansyah, kenapa aku ada disini? karena kau menginginkan lelaki dengan kriteria sepertiku dan aku menginginkan jenis wanita sepertimu, untuk melaksanakan tujuan kita masing-masing.”     “Tujuan?” Aku mengernyit bingung.     “Yaps! Bukankah tuan putri Raina baru saja di campakan oleh saudara Melvin Fernandes?” wah berani sekali dia menyebut nama si sampah.     “Jangan sebut nama si sampah itu di depanku tuan!” Dia terkekeh.     “Wah jadi level dendam-mu sudah sampai ke tahap itu yah?”     “Peraturannya, aku akan membantumu membalaskan dendam kepada si sampah itu sampai dia menjadi laki-laki paling menyesal dimuka bumi ini karena mencampakkanmu dan kau harus membantuku meyakinkan orang tuaku kalau aku bukan gay.”     “What! Jadi kau gay?” ucapku tanpa tahu malu.     “Bukan, tapi hampir semua orang yang mengenalku menganggapku gay.”     “Kenapa?” Oke, kalian boleh mengataiku kepo. Dia menaikan alisnya dan memandangku masih dengan tersenyum.     “Kau yakin mau mendengarkan ceritaku? Aku pastikan akan memakan waktu yang lama.” Dia terkekeh sambil mencubit pipiku. Aku menatapnya kesal tapi lagi-lagi dia masih tersenyum.     “Tidak, beritahu aku tentang online shop s****n itu saja!”     “Baiklah, jadi dua hari yang lalu aku mendaftarkan diriku menjadi member di online shop itu dan menunggu wanita menginginkanku.” Dia jeda sejenak mengambil nafas. “Dan ternyata memang pesonaku dari dulu tidak pernah luntur, tanpa melihat ketampananku saja dalam 2 hari kau langsung menginginkanku.” Aku menatapnya malas.     “Tapi memang bisa dipastikan aku adalah laki-laki yang cocok untuk membantumu balas dendam.” Ucapnya percaya diri sekali sambil menampilkan senyum khas Dewa Yunani yang membuat siapa saja bisa jatuh cinta.     “Kau tidak akan menyesal, aku jamin si sampah itu dan adikmu akan aku buat menyesal.”     “Aku baru tahu ada aplikasi semacam itu.” Ucapku polos. Dia terkekeh dengan masih membelai kepalaku. Setelah dipikir-pikir tidak ada ruginya juga memanfaatkan si Alien ganteng ini untuk membalas si sampah.     “Baiklah deal kita bekerja sama, tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.” Ucapku bersemangat.                                                
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN