Saveri memegang bekas tamparan Dafhina yang terasa nyeri di pipinya. Rasanya tak cukup menerima satu tamparan dari Dafhina setelah mengetahui perbuatannya brengseknya di masa lalu, Saveri menerima tamparan kedua di pipi lainnya yang tak kalah menyakitkan. “Apa-apaan kamu, Dafhina?” kesal Saveri sambil menatap sinis pada Dafhina. “Gila kamu, ya! Jadi kamu sudah menghamili pacar kamu dan kamu lari dari tanggung jawab? Benar-benar bajingaaan!?” pekik Dafhina dengan napas tersengal. “You are a bastard, Saveri!” teriak Dafhina dengan kedua mata melotot dan berkaca-kaca. Saveri mendesah pasrah sambil mengusap bekas pipi yang mendapatkan tamparan kedua dari istrinya itu. “Kamu tidak perlu buang-buang tenaga dan membuang energimu untuk memakiku. Aku sudah sering melakukannya selama sepuluh t